olik

olik

Senin, 21 Februari 2011

metode penelitian


  1. Konsep-Konsep Dasar Penelitian
hasrat ingin tahu dan  mencari kebenaran adalah konsep dasar penelitian. Adapun penelitian ada dua yaitu:
a.       Ilmiah
Metode ini menggunakan penalaran, logika dan pengembangan teori kemudian merumuskan Rancangan Penelitian, memilih Problems dan menggunakan Landasan Teori  Metodologi Penelitian Rancangan barulah menjadi hasil penelitian
b.      Non Ilmiah
-          Kebetulan
-          Akal sehat (common sense)
-          Wahyu
-          Intuisi
-          Trial and error
-          Spekulasi
-          Kewibawaan/otoritas

2.      Ruanglingkup Dan Sifat Proses Penelitian
-          Gejala pendidikan/kependidikan
-          Peneliti
-          kondisi obyektif aggapan dasar landasan teori

3.      Jenis Penelitian
a.       Penelitian murni
b.      Penelitian Lapangan

4.      Tujuan melakukan penelitian
a.       Eksploratif
b.      Deskriptif
c.       Verivikatif
d.      Development
5.      Unsur-unsur dalam penelitian
a.       Hipotesis
Sebuah pernyataan yang akan terjadi didalam situasi tertentu
b.      Subjek
Individu-individu (manusia atau binatang) yang dilibatkan dalam sebuah kajian.

c.       Populasi
Sebuah kelompok subjek yang dianggap sebagai suatu kelompok karena beberapa criteria atau seperangkat kriteria yang digunakan oleh peneliti
d.      Sampel
Sekelompok subjek yang dipilih dari suatu populai
e.       Variabel
Semua aspek dari kajian beragam. Didalam praktek, suatu variable pada umumnya adalah skor atau pengukuran yang beragam.
f.       Problem
Adalah adanya perbedaan antara idealitas dengan realitas

6.      Fokus Penelitian
latarbelakang masalah dan pentingnya penelitian
7.      Obyek penelitian
Sumber dan tujuan
8.      Subyek penelitian
Data dan penelitian
9.      Pendekatan Penelitian
Penelitian kuantitatif dan Penelitian kualitatif.
10.  Proses penelitian
a.       Penelitian / peneliti
b.      Gejala social dalam masyarakat
c.       Anggapan dasar landsan teori kondisi objektif
d.      LBM
e.       Masalah
f.       Tujuan penelitian
11.  Jenis-Jenis Penelitian Pada Umumnya
a.       Berdasar tempatnya
-          Penelitian laboratorium
-          Penelitian Perpustakaan
-          Penelitian lapanagan
b.      Berdasar Bidang Ilmu
-          Penelitian Ilmu-Ilmu Alam
-          Penelitian Pendidikan
-          Penelitian Pendidikan Islam
-          Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial
c.       Berdasar Penerapan nya
-          Penelitian Dasar (Basic Research)
Pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan  menguji ilmu.
-          Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah praktis tertentu. Penelitian ini merupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada.
d.      Berdasar Sifatnya
-          Penelitian Eksploratif
Dilakukan jika pengetahuan suatu gejala kurang sekali atau belum ada
-          Penelitian Deskriptif
Penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu
-          Penelitian Eksplanatoris/Verivikatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis-hipotesis tertentu
-          Penelitian Development
-          Penelitian yang dimaksud untuk melakukan Eksperiment suatu gejala, Pengembangan suatu gejala, dan Tindakan/Action suatu gejala
e.       Berdasar Pendekatan Filosofis dan disiplin Ilmu (terkait dengan data)
-          Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dll, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan naratif pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
-          Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik

Senin, 10 Januari 2011

resensi buku psikologi



Judul buku      : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ISLAMI (Menyikap Rentang Kehidupan Manusia dari Prakelahiran hingga pascakematian)
Pengarang       : Aliah B. Purwakania hasan
Kota terbit       : Jakarta
Penerbit           : PT RajaGrafindo Persada
ISBN               : 979-769-080-6

     Secara garis besar buku ini membahas berbagai paradigama yang harus diperhatikan dalam mengembangkan psikologi perkembangan islami. didalam buku ini juga merangkaikan tahap perkembangan manusia dari masa prakelahiran sampai kehidupan setelah mati. Berbagai aspek perkembangan yang mendasar meliputi,  perkembangan fisisk, kognitif, emosi, sosial, bahasa, jenis kelamin, moral dan spiritual dibahas satu persatu, yang telah terangkum dalam review ini.
A.    Mengembangkan Psikologi perkembangan islami
Dalam psikologi modrn tingkah laku manusia dikaji dan diperlakukan dengan sudut pandang materialistik barat. Melalui cara ini manusia dipandang sebagai mahluk materi,sedangkan spiritualitas dan komponen didalamnya kurang diperhatikan atau bahkan diabaikan sepenuhnya. Sebaliknya dalam pandangan islam, manusia dan segala mahluk yang ada merupakan mahluk ciptaan allah SWT. Dalam cara pandang islam manusia diciptakan terdiri dari dua komponen yaitu materi dan spirit. Manusia harus berusaha agar kedua komponen itu berjalan secara seimbang.
Dengan demikian, terdapat dua perbedan besar antara pola kehidupan islam dan barat. Pola dan proses perkembangan, khususnya moral, emosional, dan social memiliki sisi perbedaan yang sangat fundamental. Perbedaan fundamental dalam cara pandang kedua dunia ini, yang kemudian mempengaruhi pola asuh dan cara merawat anak dalam dua budaya ini, menunjukkan dua perbedaan yang tidak mudah disatukan.
Atas dasar alasan tersebut, terdapat kebutuhan yang mendesak untuk mengambangkan psikologi perkembangan dalam perspektif islami yang paradigma, prinsip, metedologi dan kerangka konseptual atau teoritik harus bertolak dari cara pandang islam.  

B.     Definisi dan ruang lingkup psikologi perkembangan islami
Psikologi perkembngan islami merupakan psikologi perkembangan yang mengkaji segala aspek perkembangan manusia dari perspektif islam. Dengan demikian, secara umum psikologi perkembangan islami memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan, yaitu proses pertumbuhan atau perubahan manusia. Psikologi perkembangan islami juga membahas berbagai aspek perkembangan, Meliputi aspek perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, moral.

PARADIGMA DASAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ISLAM
Psikologi perkembangan islami membutuhkan pendekatan yang lebih komperhensif dan akurat yang sesuai dengan citra manusia menurut islam. Pendekatan islam adalah pendekatan yang dapat mengangkat nilai-nilai kemanusia yang luhur dari kegelapan pandangan tentang manusia yang mekanistik dan materalistik. Dalam pendekatan psikologi perkembangan islami, ketentuan Allah merupakan faktor inti dan paling berpengaruh dalam perkembangan manusia.


A.    Prinsip dasar psikologi perkembangan islami
1.      Kehidupan manusia (pertumbuhan dan perkembangan) merupakan proses yang bertahap dan berangsur-angsur.
2.      Pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola tertentu
3.      Perkembangan manusia adalah proses kumulatif dan simultan
4.      Pertumbuhan dan perkembangan manusia: melampaui keberadaan fenomena dunia.
5.      Pertumbuhan dan perkembangan manusia: melewati periode krisis dan sensitive tertentu.
B.     Faktor yang mampengaruhi perkembangan dalam perspektif islam
Salisu shehu (1999) menyatakan bahwa bukan hanya faktor hereditas dan faktor lingkungan yang penting dalam mempengaruhi perkembangan manusia. Dalam perspektif islam penting untuk diingat, bahwa faktor ketentuan Allah merupakan hal yang juga mempengaruhi  proses perkembangan dan pertumbuhan. Dalam islam faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi faktor hereditas, faktor lingkungan, dan faktor ketentuan Allah.
C.     Manusia sebagai khalifah Allah
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah di bumi. Sebagai khalifah Allah manusia memiliki kebebasan berkehendak di bawah ketentuan Allah
D.    Perbedaan individu dalam perkembangan menurut alquran
Perbedaan individu merupakan kehendak Allah dan ditentukan melalui pembewaan hereditas dan pengaruh lingkungan. Masing-masing individu dibentuk dalam rahim ibunya oleh Allah dengan cara dan bentuk yang unik, individu memiliki perbedaan dalam segala kecenderungan Fisioppsikologis mereka. Keunikan yang demikian dapat termanivestasi dalam bentuk fisik, kognitif, emosional, moral dan karakteristik sosial. AlQuran dengan demikian menyatakan bahwa perbedaan individual antar manusia tidak hanya meliputi perkembangan kognitif, namun juga segala aspek perkembangan.

FAKTOR HEREDITAS DALAM PERKEMBANGAN
Faktor hereditas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan manusia. Faktor ini mempengaruhi kemampuan intelektual dan kepribadian soseorang. Dalam perspektif hereditas, karakteristik seseorang dipengaruhi oleh gen yang merupakan karakteristik bawaan yang diwariskan dari orang tua, yang akan terlihat sebagai karakteristik yang dapat diobservasi atau diukur.
A.    Kode dan proses genetik
Perkembangan ilmiah saat ini membuktikan bahwa unsur genetika DNA dan RNA, tersusun dari molekul yang memilki susunan kimiawi inti tanah. Dengan demikian, menurut bucaile, istilah tanah atau saripati tanah dalam ayat-ayat Alquran dapat diterjemahkan sebagai gen-gen yang terdapat dalam sel-sel makhluk hidup.
B.     Penentuan jenis kelamin
Alquran dan hadis juga telah membahas tentang bagaimana jenis kelamin manusia ditentukan. Menurut Alquran, prototip jenis kelamin sudah ditentukan ketika terjadi penciptaan tetesan (nutfah), yang kemudian disempurnakan dalam proses embrionik di dalam rahim ibu.
C.     Prinsip ekspresi genetik
Ekspresi genetik menentukan karekteristik fenotif yang terlihat dengan mata kepala sendiri. Karakter fenotif yang muncul dapat mirip dengan karakter fenotif garis keturunan yang lebih tinggi dari orang tua mereka.
D.    Keunikan genetik
Keunuikan genetik masih terlihat pada bayi kembar, terutama bayi dizygonik. Dengan adanya keunikan genetik , manusia mampu mengembangkan tes DNA.
E.     Genetik dan abnomalitas
Abnormalitas dapat terjadi pada masa pembuahan karena faktor genetik. Abnormalitas ini dapt saja tidak terlihat pada saat kelahiran, baru muncul pada saat beberapa kemudian setelah tahap perkembangan fisik tertentu. Salah satu upaya menghindari abnormalitas karena factor genetic adalah menghindari pernikahan dengan hubungan kekerabatan yang dekat yang telah diajarkan islam.
F.      Mutasi genetik
Mutasi dapat bersifat menguntungkan, mutasi dapat terjadi karena tekanan lingkungan dalam lingkungan alamiah yang memungkinkan mendorong perubahan gen sebagai reasi adabtif yang memungkinkan pembawaan gen ini dapat bertahan hidup.
PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN
A.    Tahap perkembangan prakelahiran
Periode prakelahiran mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran. Selama perkembangan prakelahiran, manusia mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam kehidupannya. Saat ini ilmuan membagi perkembangan prakelahiran menjadi 3 periode utama, yaitu: tahap germinal, tahap embrio, tahap fetus.
B.     Faktor lingkungan yang mempengaruhi kehamilan
Alquran menyatakan bahwa faktor ekternal merupakan salah satu faktor yang dapt mempengaruhi proses kehamilan,. Hal ini terlihat dari ayat yang menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam rahim ibu, karena keguncangan yang sangat dasyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor ekternal. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sesnsitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitive yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
C.     Proses kelahiran dan pascalahir
proses kelahiran merupakan proses panjang dan berat dan menyakitkan. Proses kelahiran terdiri dari tiga tahap utama, yang meliputi kontraksi ritmik uterus, persalinan  bayi, dan keluarnya plasenta. Kelahiran yang normal bersifat spontan atau alamiah.  Gangguan hormon sebagai gangguan pascamelahirkan (Postpartum Disorder Puerperal Disorder). Selama kehamilan, tingkat hormon meningkat untuk membantu membuat lingkungan yang baik bagi perkembangan bayi. Pada pasca kelahiran tubuh ibu mengalami perubahan dramatis tingkat hormon yang dimulai dengan permulaan rasa sakit.


PERKEMBANGAN FISIK
A.    Pertumbuhan Anak
1.      Awal perkembangan motorik bayi
Dari saat kelahiran, sampai anak dapat bicara, mereka disebut sebagai bayi. Pada awal kelahiran, bayi menghabiskan kebanyakan waktunya untuk tidur dan memiliki penglihatan yang sangat buruk. Jean piaget dalam “ theory of cognitive development” menyusun periode sensomotorik ini dalam enam subtahap, sebagai berikut:
a.       Dari masa kelahiran sampai kira-kira enam minggu dan merupakan tahap perkembangan refleks.
b.      Terjadi enam minggu sampai enam bulan dan merupakan tahap perkembangan kebiasaan.
c.       Terjadi dari empat sampai Sembilan bulan dan merupakan perkembangan koordinasi antara penglihatan dan kemampuan untuk menganggap atau meraih sesuatu.
d.      Terjadi dari umur 9 sampai 12 bulan dan merupakan perkembangan logika dan koordinasi antara alat dan tujuan.
e.       Terjadi pada usia 12 sampai 18 bulan dan merupakan perkembangan pencarian alat-alat baru untuk mencapai tujuanya.
f.       Merupakan perkembangan awal dari pemahaman atau kreatifitas yang sesungguhnya.
2.      Pentingnya bermain bagi anak-anak
Dengan bermain, mereka dapat mempelajari banyak hal. Melalaui permainan, mereka melatih kemampuan fisik yang dibutuhkan. Mereka dapat belajar memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam sebuah permainan. Islam mengajarkan orang tua dapat mendorong anak untuk aktif dalam berbagai permainan sebagai dasar pengembangan keterampilan di masa yang akan datang. Terdapat berbagai jenis permainan yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendidik anak. Permainan sebaiknya dapat melatih berbagai bagian otot sekaligus, dan melatih baik kemampuan motorik kasar maupun motorik halus.
3.      Masa pubertas
Pubertas dianggap sebagai periode sensitive yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan individu. Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi dewasa. Kata pubertas berasal dari bahasa latin “pubescere” yang berarti menjadi berbulu. Pada masa pubertas, terjadi percepatan perkembangan yang mencolok yang membuat seseorang  dianggap berpindah dari masa kanak-kanak menjadi masa kematangan fisik. Jika perempuan mengalami menstrulasi pertama, maka laki-laki mengalami hal yang disebut Spermache.
B.     Periode pencapaian kematangan
Periode ini adalah tahap dimana pertambahan dan pertumbuhan dan perkembangan sudah sulit diamati. Usia ini dimulai pada saat manusia berada di atas 30an dan sebelum 40an. Usia 40 tahun dianggap sebagai tahap dimana kemampuan fisik dan intelektual mencapai kematangan. Namun, perkembangan kematangan anggota tubuh bersifat Asynchronious, saat pencapaian kematangan masing-masing anggota tubuh tidak sama. Beberapa anggota tubuh lain masih berkembang. Selanjutnya ketika anggota tubuh yang lain baru mencapai kematanganya, anggota tubuh lain sudah mulai mengalami penurunan.
C.     Periode usia baya
Periode usia baya dikenal juga sebagai tahap usia pertengahan. Usia pertengahan merupakan manusia yang tidak spesifik dimana seseorang tidak tua, tidak juga muda, namun berada ditengah-tengah. Usia ini dianggap berada pada, atau lebih tua sedikit, daripada pertengahan rata-rata tentang kehidupan manusia. Pada usia ini juga terjadi perubahan dalam hormon seksual, baik pada laki-laki maupun perempuan. Sejalan dengan perubahan fisik yang terjadi pada tahap usia ini, orientasi seseorang berubah dan bersifat fisik atau materialistik menjadi orientasi yang lebih bersifat spiritual.
D.    Periode penuaan
Tahap usia lanjut adalah tahap dimana terjadi penuaan dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan daripada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang, jantung, pembulu darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. penuaan terbagi atas penuaan primer yaitu tubuh melemah dan mengalami penurunan karena proses alamiah, dan penuaan sekunder penuaan karena faktor-faktor ekstrinsik seperti lingkungan dan tingkah laku.


PERKEMBANGAN KOGNITIF
A.    Dasar awal kognitif: pengindraan, persepsi dan belajar
1.      Perkembangan awal pengindraan dan persepsi
Pengindraan merupakan deteksi dari stimulasi sensorik, sementara persepsi merupakan interpretasi  dari apa yang telah diterima oleh alat indra. Alquran banyak menggambarkan tentang pengindraan dan persepsi. Alquran menggambarkan  bahwa ketika manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui, namun Allah memberi alat-alat sensorik untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan demikian, menurut islam alat sensorik merupakan anugrah allah kepada manusia untuk dipergunakan sesuai dengan fungsinya yang positif. Pendengaran dan penglihatan merupakan alat indra yang banyak digunakan dalam proses belajar manusia.
2.      Proses dasar belajar
Belajar merupakan perubahan permanen dalam perilaku yang disebabkan karena pengalaman. Pembinaan adalah proses dimana kita menghentikan pemberian atau penanggapan stimulus yang diulang terus menerus. Pada belajar instrumental untuk membentuk dan mempertahankan perilaku konsekuensi yang didapat setelah perilaku tersebut terbentuk merupakan sesuatu yang penting.
B.     Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan berpikir atau intelektual. Seperti juga kemampuan fisik, banyak ulama islam membagi perkembangan kognitif berdasarkan empat periode, yaitu: periode perkembangan, periode pencapaian kematangan, periode tengah baya, periode lanjut usia.
C.     System pengelolahan informasi pada manusia
Perkembangan emosional dapt dikaji dengan menggunakan pendekatan system pengolahan informasi yang menganalisis perkembangan keterampilan kognitif, seperti perhatian, ingatan, metakognisi, dan lain sebagainya.
D.    Inteligensi
1.      Inteligensi: pengukuran kemampuan pemecahan masalah dan logika linier
Perbedaan tingkat kecerdasan pada manusia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya juga disebutkan dalam Alquran dan hadis. Perbedaan kemampuan dalam logika linier dan berfikir rasional ini menunjukkan bahwa pengukuran terhadap kemampuan intelektual dapat dilakukan dengan meramalkan tingkat keberhasilan seseorang di masa yang akan datang.
2.      Inteligensi kreativitas dan inteligensi emosional
Orang yang memiliki kecerdasan emosional mampu mengelola emosinya, sehingga selalu mendapat manfaat dari semua kejadian yang dihadapinya.
3.      Inteligensi spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna, pandangan dan nilai untuk menempatkan perilaku dan kehidupan manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya; menilai bahwa tindakan atau jalan hidupnya seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

PERKEMBANGAN EMOSIONAL
A.    kekayaan emosi manusia
kekayaan emosi dapat dilihat dari muatan, intensitas, dan juga jenis emosi yang dikeluarkan pada saat menghadapi atau mengalami sesuatu. Banyak ayat Alquran dan hadis menggambarkan emosi dengan muatan yang berbeda, yaitu emosi positif dan emosi negative. Kedua jenis emosi yang berlawanan ini bahkan sering dipasangkan untuk menimbulkan efek kontradiktif yang menguatkan makna kalimat. Ekspresi yang ditimbulkan saat emosi sangat kaya, termasuk emosi primer dan emosi sekunder.
1.      Emosi primer
Emosi primer adalah emosi dasar yang dianggap terberisecara biologis. Emosi ini terbentuk sejak lahir. Diantara emosi primer yang dibahas adalah gembira, sedih, marah, dan takut.
2.      Emosi sekunder
Emosi sekunder adalah emosi yang lebih komplek dibandingkan emosi primer. Jadi emosi sekunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri atau evaluasi diri, sehingga perkembangannya tergantung perkembangan kognitif. Berbagai emosi sekunder yang dibahas dalam Alquran adalah malu, iri hati, dengki, sombong, dan lain-lain.
B.     perkembangan ekspresi emosi
kekayaan ekspresi emosi manusia berkembang sesuai dengan tahap usia dan pengalaman seseorang. Untuk merumuskan teori tentang perkembangan emosi manusia, peneliti merumuskan perhatian pada tampilan emosi yang akan diobservasi, seperti ekspresi wajah dan perilaku umum.
C.     pengaturan emosi
untuk mpengendalian emosi ini seseorang harus memiliki kemampuan dan strategi untuk mengatur emosinya. Orang yang mampu memiliki kemampuan ini adalah orang yang memiliki kekuatan kepribadian. Terdapat dua jenis aturan tampilan emosianal: prososial, dan protektik diri.
D.    perkembangan tempramen
temperamen merupakan kecemderungan emosional untuk menanggapi lingkungannya. Perbedaan tempramen menunjukkan keunikan kepribadian manusia. Banyak orang yang berpendapat bahwa temperamen merupakan dasar biologis bagi perbedaan individu dalam perilaku.
E.     ikatan emosi
ikatan emosional antara orang tua dan bayinya bersifat timbale balik. Bayi terikat pada orang tuanya, dan orang tua terikat pada bayinya. Berbagai stimulusi yang diberikan oleh orang tua kepada bayi mereka menentukan kualitas ikatan emosional ini.

PERKEMBANGAN SOSIAL
A.    Identitas diri manusia sebagai khalifah Allah
Manusia merupakan  makhluk sosial multi-interaksi, yang memiliki tanggung jawab baik kepada allah maupun kepada sesama manusia.  Hubungan dengan sesama manusia juga merupakan hal yang harus dibina dengan baik dalam jalan Allah. Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya.  Sebagai khalifah manusia juga memiliki kewajiban untuk memperhatikan alam semesta dan memanfaatkannya dengan aturan yang benar. Untuk mengembangkan tugas sebagai khalifah allah dengan baik, manusia diberi alat untuk berusaha untuk mengenal dirinya sendiri. Dalam perspektif keberagaman, mengetahui diri sendiri merupakan jalan menuju ketuhanan.
B.     Pembentukan identitas dan konflik psikososial
Salah satu tugas perkembangan sosial yang penting adalah pembentukan identitas. Pembentukan identitas bukan merupakan sesuatu yang mudah.  Pembentukan ini dapat terjadi  melalui perdebatan atau konflik berupa berbagai pertanyaan yang harus dijawab satu persatu. James Marcia melakukan wawancara terstruktur yang membuat penelitian dapat mengklasifikasikan individu ke dalam empat status identitas, yaitu: kekaburan identitas, pinjaman, penangguhan, dan pencapaian identitas.
C.     Mengetahui orang lain: kognisi social
Al-quran mengajarkan manusia untuk mengetahui dan mengenali orang atau kelompok sosial lain. Masyarakat tersusun dengan susunan yang majemuk.  Kemampuan kognisi sosial juga berhubungan dengan keterampilan untuk mengambil peran.
D.    Perkembangan ruang sosial dan system bioekologikal
Salah satu teori yang melihat bagaimana kualitas dan konteks dari system ekologikal dapat mempengaruhi perkembangan anak disusun oleh urie bronfenbrenner yang dikenal dengan teori system bioekologikal.

PERKEMBANGAN BAHASA
A.    Manusia sebagai makhluk simbolik
Kemampuan berbahasa merupakan manusia yang membedakan dengan makhluk lain. Kemampuan manusia yang tinggi dalam penguasaan dan pengelolaan bahasa adalah sepenuhnya untuk mengekspresikan pikiranya. Dari perspektif interaksionis, anak secara biologis memiliki persiapan untuk melakukan akuisisi bahasa, namun lingkungan memainkan peran penting dalam pembelajaran bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat penting yang memungkinkan  dilakukannya transformasi ilmu pengetahuan, tidak hanya antarindividu, namun juga antar generasi. Bahasa merupakan pola suara yang berurutan yang memiliki arti tertentu.  Bahasa diucapkan berbeda-beda memiliki kualitas dari komposisi bahasa, sesuai dengan tingkat intelektualitas yang merangkai bahasa yang terangkai.
B.     Perkembangan kemampuan bahasa
Kemampuan manusia dalam menguasai bahasa berbeda-beda. Ada yang memiliki kualitas yang baik dan ada yang tidak, sesuai tingkat pengetahuan bahasa yang dimiliki. Untuk menguasai bahasa dengan baik, manusia harus menggunakan kemampuanya untuk mempelajari bahasa. Dengan bahasa, seseorang dapat menguasai hikmah dan ilmu pengetahuan. Perkembangan bahasa sudah dimulai dari awal kehidupan.
C.     Multilingualisme
Pergaulan antar bangsa dan antarsuku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda membuat seseorang dapat menguasai berbagai jenis bahasa sekaligus. Dalam perspektif sosiolinguistik, multilingualisme dapat dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu tingkatan personal, tingkatan sosial, tingkatan interaksional, dan tingkatan linguistik.

PERKEMBANGAN PERAN JENIS KELAMIN
A.    Penggolongan gender
Jenis kelamin anak merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangannya. Penggolongan gender merupakan proses di mana anak mendapatkan identitas gender sesuai yang diharapkan masyarakat. Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara perempuan dengan laki-laki. Anak perempuan melebihi laki-laki dalam kemampuan verbal, lebih ekspresif secara emosional, lebih patuh, lebih pemalu dari pada anak laki-laki.
B.     Perkembangan penggolongan jender
Penelitian tentang penggolongan jender umumnya memfokuskan pada tiga hal terpisah yang saling berhubungan, perkembangan identitas gender, stereotip peran gender, dan pola perilaku golongan gender. Langkah pertama dari perkembangan identitas gender adalah membedakan laki-laki dan perempuan untuk menempatkan dirinya pada salah satu katagori. Untuk mendidik hal tersebut, anak secara berangsur-angsur harus dididik sesuai dengan usainya, ang meliputi: usia pemisah usia pubertas, usia pendewasaan.
C.     Perkembangan kepribadia dan peran jenis kelamin
Berbagai teori disusun menjelaskan perkembangan kepribadian seseorang, dengan memasukkan bagaimana peran jenis kelamin dapat terbentuk dalam tahap perkembangan tersebut. Dalam perspektif islam, manusia lahir dalam keadaan fitrah yang suci dan beriman dengan konstitusi yang ditetapkan oleh allah.  Lingkungan sesuai dengan ketentuan allah kemudia berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Serangkaian interaksi antar stimulus lingkungan dengan manusia yang memiliki kebebasan kehendak yang terbatas, membentuk kepribadianya setelah lahir. Freud membagi perkembangan psikosessualnya lebih rinci sesuai dengan daerah erogen pada manusia, yang mulai dari mulut, anus, dan genitas. Tahap yang disusunnya adalah sebagai berikut: tahap oral, tahap anal, tahap falik, tahap laten, tahap genital.

PERKEMBANGAN MORAL
A.    Perkembangan moralitas
Moralitas dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut, dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan merasa bersalah. Komponen efektif moralitas merupakan berbagai jenis perasaan yang menyertai pelaksanaan prinsip etika. Islam mengajarkan pentingnya rasa malu untuk melakukan perbuatan yang tidak baik sebagai sesuatu yang penting.
B.     Perilaku-perilaku dasar moral
1.      Altruism: perkembangan perilaku prososial
Banyak orang tua yang menghendaki anaknya memiliki altuisme, tidak mementingkan diri sendiri dan memperhatikan kesejahteraan orang lain yang diekspresikan melalui perilaku prososial seperti saling membagi, saling bekerja sama dan saling membantu. Dalam islam, perilaku prososial dilakukan bukan untuk mendapatkan penghargaan manusia atau memperoleh kenikmatan. Empati adalah contributor afektif yang penting terhadap altruism.
2.      Control perilaku agresifitas
Perilaku agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja dibuat untuk menyakiti dan melukai makhluk lain yang memiliki motivasi untuk menghindarinya. Agresivitas bukan merupakan konsekuensi perilaku. Karekter agresifitas  anak berubah sesuai dengan meningkatnya usia.
3.      Menerapkan prinsip keadilan social
Keadilan berlaku bagi diri sendiri dan orang lain yang terdekat. Kadang-kadang manusia terjebak hawa bafsu baik karena faktor materi maupun kekerabatan yang mendorongnya untuk bersikap tidak adil.
C.     Perkembangan penalaran moral
Islam melihat bahwa perbedaan usia menentukan bagaimana pemikiran moral seseorang. Melihat pentingnya perkembangan penalaran moral dalam kehidupan manusia, maka berbagai penelitian psikologi dilakukan. Lawrence Kohlberg, memperluas penelitian piaget tentang penalaran aturan konvensi sosial, menjadi tiga tingkat penalaran moral yang terdiri dari prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional

PERKEMBANGAN SPIRITUAL
A.    Pengertian spiritualitas
Menurut kamus Webster kata “spirit” berasal dari kata benda bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas dan kata kerja “spirare” yang berarti untuk bernafas. Melihat asalnya, untuk hidup  adalah untuk bernafas , dan memiliki nafas berarti memiliki spirit. Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal ang bersigat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau materi. Spiritualitas dalam pengertian yang luas, merupakan hal yang berhubungan dengan spiritual. Dalam membahas spiritualitas banyak istilah yang dipergunakan, yang kadang menimbulkan perdebatan tertentu, antara lain hal yang diperdebatkan: ruh dan nafs dalam islam, spiritualitas dan religiusitas.
B.     Perkembangan spiritualitas
1.      Tahap perkembangan kepercayaan fowler
Menurut fowler kepercayaan merupakan orientasi holistik yang menunjukkan hubungan antar individu dengan alam semesta. Teori perkembangan spiritual fowler terbagi atas enam tahap, yang meliputi: kepercayaan intuitif-proektif, mythical-literal, sintetik konvensional, individuatif-reflektif, konjungtif dan universal.
2.      Tahap perjalanan pertumbuhan spiritual peck
Peck dengan melakukan analisis hubungan yang terjadi pada spiritualitas seseorang, menatakan bahwa perjalanan spiritualitas seseorang terdiri dari empat tahap perkembangan, yaitu: kekacauan, formal, individual, mistikal.
3.      Tahap transisi spiritual moody
Tahap transisi spiritual ini terdiri dari lima tahap, yaitu: tahap panggilan, tahap pencarian, tahap pergolakan, tahap kembali.
4.      Tahap perkembangan spiritual sufistik
Tujuan dari sufistik adalah untuk membersihkan hati, mendidik dan menstramformasikan jiwa untuk menemukan tuhan. Tingkatan ini terdiri dari : nafs ammarah, nafs lawwamah, nafs mulhima, nafs mutha’innah, nafs radhiyah, nafs mardiyah, nafs safiyah.
C.     Pengukuran: inteligensi spiritual
Inteligensi spiritual merupakan akses manusia untuk menggunakan makna, visi dan nilai-nilai dalam jalan yang kita pikirkan dan keputusan yang kita buat. Manusia menggunakan inteligensi spiritual untuk mentranformasikan diri mereka dengan orang lain, menumbuhkan luka dalam hubungan, bertahap dalam kedukaan, dan bergerak dari kebiasaan masa lalu.

KEMATIAN DAN KEHIDUPAN SETELAH MATI
Islam memberikan perspektif yang positif tentang kematian. Kehidupan dan kematian merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Kehidupan dan kematian adalah ujian bagi manusia, agar manusia dapat mengambil pelajaran dari keduanya, dan berbuat baik di atas bumi. Kematian hanya merupakan salah satutahap dari perjalanan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Setelah manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya, kemudian Allah mematikannya. Menurut persepektif islam, kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan, dari kehidupan dunia menuju keehidupan di alam lain.
a.       Pengalaman mendekati kematian
Raymond A. Moody (1975) merupakan orang pertama yang melakukan penelitian bidang ini. Ia mencoba melakukan wawancara terhadap 150 orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian. Dia mencatat Sembilan elemen yang umumnya terjadi pada orang yang mendapat pengalaman mati suri yang meliputi:
·         Suara aneh: terdapat suara aneh yang mendengung disertai perasaan telah meninggal.
·         Kedamaian dan kehilangan rasa sakit: ketika mereka dalam proses meninggal, mereka dapat merasakan sakit yang intensif, namun setelah meninggalkan tubuhnya rasa sakit hilang dan mereka merasakan kedamaian.
·         Pengalaman keluar dari tubuh: mereka yang mati suri, seting merasakan sensasi naik ke atas dan melayang.
·         Pengalaman dalam terowongan: mereka merasa ditarik ke dalam kegelapan melalui sebuah terowongan, dengan kecepatan yang sangat tinggi, sampai mencapai wilayah dengan cahaya putih  berpedar keemasan.
·         Terangkat cepat ke atas: beberapa orang merasa naik tiba-tiba menuju surga dan melihat bumi pada lapisan angksa seperti yang disaksikan astronot dari luar angkasa.
·         Manusia cahaya: orang yang mati suri menemukan orang-orang lain yang berpedar sebagai suatu pusat cahaya.
·         Wujud cahaya
·         Ulasan kehidupan
·         Desakan untuk kembali
b.      Proses kematian
Secara umum, kematian didefinisikan sebagai kehilangan permanen dari fungsi intregratif manusia secara keseluruhan. Namun terdapat berbagai definisi tentang kematian, yang meliputi moral, legal, biologika dan lain-lain. Dikatakan telah mengalami kematian moral, jika ia bertingkah laku secara buruk. Mendefinisikan kematian secara legal juga tidak mudah, karena masing-masing Negara dan masyarakat memiliki konvensi yang berbeda-beda. Secara biologis, kematian didefinisikan sebagai kerusakan yang permanen dari anggota tubuh. Secara fisik proses kematian merupakan proses yang panjang dan berangsur-angsur. Pada awalnya, kriteria kematian adalah berhentinya pernafasan dan detak jantung. Menurut islam, kamatian pada manusia terjadi ketika ruh terlepas dari tubuh manusia dan tidak kembali lagi. Al-Quran menceritakan peran malaikat untuk mengambil ruh manusia dan memisahkannya dari tubuh pada saat kematian. Islam juga mengajarkan bahwa kematian dapat bersifat permanen.
      Kematian di dunia merupakan jembatan untuk kehidupan di hari akhirat. Mereka yang meninggal akan menyongsong kehidupan lain setelah kematian di dunia. Kamatian yang berat, namun hari kiamat lebih berat lagi.
c.       Kehidupan setelah mati
·         Alam barzakh
Merupakan alam yang memisahkan kehidupan dunia dan akhirat. Namun lebih menyerupai alam akhirat dari pada alam duniawi. Di sini ruh terbebaskan dari tubuh. Ruh lebih bersifat kekal, sementara jasad akan hancur dimakan waktu.
·         Hari kebangkitan
Tahap ke dua dari kehidupan setelah mati adalah hari kebangkitan yang melibatkan seluruh manusia dan alam semesta. Kebangkitan disebut dengan berbagai nama, masing-masing nama menunjukkan karakteristiknya. Hari kebangkitan merupakan masa ketika seluruh umat manusia dikumpulkan, sehingga disebut juga hari berkumpul dan hari pertemuan.
·         Kehidupan surga dan neraka
Neraka merupakan suatu tempat penyiksaan. Ada beberapa nama untuk neraka, diantaranya: jahanam, ladza, huthamzah, sair, saqar, jahim, dan hawiyah.sedangkan surga merupakan tempat kediaman yang disediakan oleh Allah untuk hamba-hamba yang bertaqwa kepada-Nya. Surga sering juga diartikan jannah, jannah menurut etimologi berarti taman yang terdiri dari berbagai jenis pohon yang rindang dan melindungi.
d.      Pendidikan kematian
Beberapa pendidik menyatakan pentingnya diberikan pendidikan tentang kematian, supaya lebih dapat mempersiapkan orang untuk mengerti dan menyadari kehidupan di dunia.