olik

olik

Kamis, 09 Desember 2010

bimbingan konseling


Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah :
Ø  Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975) mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Ø  Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis.
Ø  Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mendifinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan.
Ø  Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan dan keluarga serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
Ø  Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenai lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Ø  Suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga, dan masyarakat.

Konseling adalah :
Ø  Jones pada tahun 1951, mengartikan konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia dapat bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.
Ø  Division of Conseling Psykology,  Konseling merupakan suatu proses untuk  membantu individual mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu .
Ø  Frank Parson (Prayitno, 1999:93) konseling diartikan sebagai kegiatan pengungkapan fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Ø  Shertzer & Stone konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai  oleh klien.
Ø  McDaniel , 1956, konseling adalah suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikn dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya


Daftar pustaka
Gunawan, Dr. Yusuf M.Sc. (2001). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Prenhallindo

Rabu, 24 November 2010

indonesia keluarkan uang baru

Inilah uang keluaran terbaru dari Indonesia atau lebih tepatnya dari anak-anak Indonesia, bukan dari Bank Indonesia


Uang 100.000.000

Minggu, 19 September 2010

skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam di manapun ia berada, tentunya tidak dapat terlepas dari pengaruh gagasan-gagasan para ahli pemikir pendidikan Islam itu, dalam hal ini adalah pendidikan Islam itu sangat dipengaruhi oleh gagasan pemikiran masyarakat Indonesia.
Kebudayaan dan sistem masyarakat Indonesia secara langsung membentuk karakter dari pendidikan Islam itu sendiri. Mengingat pentingnya bangunan kebudayaan dalam mewadahi pendidikan Islam di Indonesia maka pendidikan Islam itu harus melekat dan menyatu dengan kebudayaan dan karakter masyarakat Indonesia tanpa harus kehilangan substansi ajaran Islam, artinya; pendidikan Islam yang ada di Indonesia haruslah mempresentasikan nilai-nilai ke-Indonesia-an itu sendiri.
Pada perkembangannya saat ini, pendidikan Islam di Indonesia tidak terlepas dari ”permasalahan-permasalahan” yang ada, pertama: simbolisme agama; artinya: pendidikan Islam ”hanya” menekankan tentang pentingnya formalitas nyata dan mengenyampingkan semangat-semangat substansi ajaran Islam yang termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk budaya, padahal antara ajaran Islam dengan space atau tempatnya, bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Space merupakan kerangka agar ajaran Islam mampu diterima dengan baik. Simbol-simbol keagamaan ini sangat ”mengagungkan” ciri-ciri yang dianggap Islam, ciri-ciri yang melekat pada aspek lahiriah belaka, dan segala sesuatunya mengarah kepada simbol-simbol keagamaan di mana agama itu berasal. Akibatnya, pendidikan Islam hanya menyentuh kepada normativitas semu belaka. Kedua : pendidikan Islam di Indonesia diwarnai otentifikasi Islam; artinya pendidikan Islam harus sesuai dengan pendidikan Islam zaman nabi, sedangkan unsur-unsur lain yang menampung di mana pendidikan Islam itu berada, dianggap sebagai hal yang merusak dan bahkan lebih ekstrem lagi dianggap sebagai bid’ah. Pendidikan Islam juga seharusnya menggunakan sistem Islami (nidzam al-Islam) dan sistem-sistem ”luar”, termasuk dialektika antara ajaran Islam dan pendidikan Islam dengan lokalitas yang ada bukanlah termasuk ”genre” pendidikan Islam. Di sinilah otentifikasi Islam menjadi trademark ajaran yang paling benar dan dapat diaplikasikan di semua wilayah/kawasan. Dengan demikian, di luar wilayah geografis itu mesti meniru model yang sudah terjadi di masa Rasulullah (Mekah dan Madinah). Pada gilirannya, Islam yang disana dipandang sebagai Islam yang otentik, sedangkan Islam di wilayah lainnya, bukan Islam yang otentik ”Islam Periferal”, yang jauh dari karakter aslinya. Itu sebabnya, sikap keberagaman (Islam) di Indonesia yang telah mengalami proses akomodasi kultural dianggap bukan Islam otentik karena sudah berubah dari ajaran aslinya. Ketiga: Arus globalisasi. Dunia saat ini telah memasuki zaman modern atau lebih tepatnya zaman teknik. Segala sesuatu kebutuhan manusia dibantu dengan mesin, mulai dari keperluan sederhana sampai pada tingkat kebutuhan yang sulit. Perkembangan teknologi dan penggunaannya semakin hari semakin pesat, terlebih teknologi informasi, segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia lain mampu diakses dengan mudah dan cepat oleh masyarakat dunia tanpa harus datang ke tempat kejadian. Dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat, segala informasi yang di inginkan akan mudah didapat, mulai dari informasi bisnis, politik, budaya ataupun pendidikan. Teknologi informasi memberikan layanan kemudahan dalam mentransfer segala bentuk pola, gaya, dan cara berpikir suatu masyarakat tertentu kepada masyarakat lain. Di sini dunia pendidikan terutaman pendidikan Islam mendapat tantangan yang luar biasa, karena berbagai macam bentuk budaya, gaya hidup, paradigma dan sejenisnya di dunia ini yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dengan mudah masuk ke Indonesia, di sinilah dunia pendidikan Islam di kepung dengan berbagai macam pengaruh dan pada akibatnya sanggup menggeser nilai-nilai pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam.
Dari uraian di atas, Abdurrahman Wahid, mengusung gagasan Islam Pribumi sebagai jawaban atas praktek ajaran Islam di Indonesia yang termasuk di dalamnya adalah pendidikan Islam. Gagasan Pribumisasi Islam, secara geneologis dilontarkan pertama kali pada tahun 1980-an. Dalam ‘Pribumisasi Islam’ tergambar bagaimana Islam sebagai ajaran yang normatif berasal dari Tuhan diakomodasikan ke dalam kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa kehilangan identitasnya masing-masing. Sehingga, tidak ada lagi pemurnian Islam atau proses menyamakan dengan praktik keagamaan masyarakat muslim di Timur Tengah. Bukankah Arabisasi atau proses mengidentifikasi diri dengan budaya Timur Tengah berarti tercabutnya kita dari akar budaya kita sendiri? Di sini, Pribumisasi Islam juga membentengi nilai-nilai ke-Indonesia-an dari pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak baik dan dapat merusak.
Dalam hal ini, pribumisasi bukan upaya menghindarkan timbulnya perlawanan dari kekuatan budaya-budaya setempat, akan tetapi justru agar budaya itu tidak hilang. Inti ‘Pribumisasi Islam’ adalah kebutuhan bukan untuk menghindari polarisasi antara agama dan budaya, sebab polarisasi demikian memang tidak terhindarkan . Di sinilah letak pentingnya gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid, karena dalam Pribumisasi Islam, Abdurrahman Wahid mencoba menangkal kecenderungan beragama dalam masyarakat yang hanya sampai pada tataran luarnya saja atau belum mampu mempraktikkan sikap beragama secara lebih substantif. Selain itu gagasan Abdurrahman Wahid dinilai penting karena sanggup mengakomodir cara hidup masyarakat Indonesia. Artinya masyarakat Indonesia memiliki cara hidup tertentu yang itu dimungkinkan ”berbeda” dengan dogma-dogma Arabisasi Islam. Dengan gagasan Pribumisasi Islam, cara hidup dengan segala seluk-beluk budayanya mampu terakomodir dengan baik tanpa bertentangan dengan ajaran Islam. Contoh nyata dari kasus ini adalah di akuinya hari besar Cina dalam kalender nasional. Dalam hal ini Abdurrahman Wahid tentu menjaga keberagaman dalam hidup beragama dan bernegara. Abdurrahman Wahid sangat memegang teguh kebudayaan Indonesia meski dalam menjalankan agama sekalipun. Artinya apabila terjadi ”pertentangan” antara budaya dan Islam, Beliau tidak serta merta mengklaim salah kebudayaan tersebut dan menghapuskannya, namun beliau ”mendamaikan” perselisihan kedua belah pihak ini. Dengan begitu kebudayaan masyarakat Indonesia tetap terjaga dengan baik dan juga ajaran Islam tetap pada koridornya tanpa kehilangan substansinya.
Pada konteks selanjutnya, akan tercipta pola-pola keberagamaan (Islam) yang sesuai dengan konteks lokalnya, dalam wujud ‘Islam Pribumi’ sebagai jawaban dari ‘Islam Otentik’ atau ‘Islam Murni’ yang ingin melakukan proyek Arabisasi di dalam setiap komunitas Islam di seluruh penjuru dunia. ‘Islam Pribumi’ justru memberi keanekaragaman interpretasi dalam praktik kehidupan beragama (Islam) di setiap wilayah yang berbeda-beda. Dengan demikian, Islam tidak lagi dipandang secara tunggal, melainkan beraneka ragam. Tidak ada lagi anggapan Islam yang ada di Timur Tengah sebagai Islam yang murni dan paling benar, karena Islam sebagai agama mengalami historisitas yang terus berlanjut .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid?
2. Bagaimana implikasi Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid dalam pendidikan Islam berwawasan ke-Indonesia-an ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid.
b. Untuk mengetahui implikasi Pribumisasi Islam Abdurrahman wahid dalam pendidikan Islam berwawasan ke-Indonesia-an.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam kepada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, khususnya Jurusan Kependidikan Islam tentang konsep paradigma pendidikan Islam di Indonesia.
b. Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dunia pendidikan Islam dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia dan pesantren.
c. Bagi peneliti sebagai calon kepala sekolah dan tenaga pendidik, selain sebagai pengalaman meneliti juga digunakan untuk menambah khazanah keilmuan tentang paradigma pendidikan Islam di Indonesia.

D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka pada penilitian ini mengacu kepada karya-karya mahasiswa yang relevan, diantaranya:
Soehibul Ainin Na’im, Pribumisasi Islam di Indonesia dalam pemikiran Gus Dur, Jurusan Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuludin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007. Dalam skripsi tersebut dijelaskan tentang 1). Islam post-tradisionalisme dan neo-modernisme. 2). Selanjutnya skripsi tersebut membahas tentang konteks sosio-kultur lahirnya Pribumisasi Islam. 3). Pada akhir penelitiannya, skripsi ini menjelaskan tentang konstruksi Islam Pribumi.
Kasan As’ari, pemikiran Abdurrahman Wahid tentang pendidikan Islam di pesantren, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003. Dari hasil penelitian skripsi tersebut menjelaskan tentang 1). Sistem pendidikan di pondok-pesantren menurut Abdurrahman Wahid. 2). pendidikan Islam yang ideal bagi pesantren menurut Abdurrahman Wahid.
Imam Akhsani, konsep pluralisme Abdurrahman Wahid ( dalam perspektif pendidikan Islam ), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2005. Dalam skripsi tersebut dijelaskan tentang pluralisme dalam konteks ke-Indonesia-an, konsep pluralisme Abdurrahman Wahid, pluralisme dalam pandangan Islam, pluralisme dalam perspektif pendidikan Islam dan reorintasi paradigma pendidikan Islam.
Sholihin, Islam Transformatif menurut Moeslim Abdurrahman, Jurusan Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuludin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2007. Dari hasil penelitian dalam skripsi tersebut terdapat substansi gagasan Islam Transformatif, yakni, 1). Konstruksi Islam transformatif, 2). Proses sosial agama dalam ruang lingkup Islam Transformatif, 3). Islam Transformatif dan wacana kebangsaan.
Dari hasil telaah pustaka tersebut, belum ada penelitian yang membahas secara spesifik tentang Pendidikan Islam berwawasan Ke-Indonesia-an dengan menelaah secara kritis gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman wahid. Oleh sebab itu sangat tepat apabila penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan mengingat betapa sangat penting penelitian ini.

E. Landasan Teoritik
1. Pendidikan Islam
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam di sini adalah:
a. Hakikat Pendidikan Islam
Terdapat banyak pengertian tentang pendidikan Islam, namun pengertian di sini mengacu kepada 3 kata dasar yaitu: tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Tarbiyah mengandung arti suatu proses menumbuh-kembangkan anak didik secara bertahap dan berangsur-angsur menuju kesempurnaan, sedangkan ta’lim merupakan usaha mewariskan pengetahuan dari generasi tua kepada generasi yang lebih muda dan lebih menekankan kepada transfer pengetahuan yang berguna bagi kehidupan peserta didik. Ta’dib merupakan usaha pendewasaan, pemeliharaan dan pengasuhan anak didik agar menjadi baik dan mempunyai adab sopan santun sesuai dengan ajaran Islam dan masyarakat. Ketiga istilah ini harus dipahami secara bersama-sama karena ketiganya mengandung makna yang amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan dalam hubungannya dengan Tuhan dan saling berkaitan satu dengan yang lain.
Dalam hal ini para tokoh pendidikan Islam mendefinisikan tentang hakikat pendidikan Islam. Pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.

b. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut pandangan Islam, tujuan pendidikan Islam sangat di warnai dan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Allah. Adapun Tujuan pendidikan Islam, yaitu: menciptakan pribadi-pribadi yang selalu bertaqwa kepada Allah, dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Para pakar pemikir Islam telah merumuskan Tujuan pendidikan Islam, antara lain: Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berkepribadian muslim. Sedangkan Konferensi International pertama pada Tahun 1977 di Mekkah telah menghasilkan rumusan pendidikan Islam sebagai berikut:
”Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek diri manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.”

Dari rumusan Mekkah di atas dapat ditarik sebuah asumsi bahwa, Pertama, pendidikan Islam menumbuhkan daya kreativitas, daya kritis dan inovatif sehingga potensi dasar yang dimiliki anak dapat tumbuh dengan optimal. Kedua, pendidikan Islam merupakan proses bimbingan dan pendampingan peserta didik dengan nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan, dengan demikian akan terbentuk generasi yang beriman sekaligus humanity. Yang dimaksud dengan generasi berketuhanan yaitu manusia berpegang teguh dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, sedangkan berkemanusiaan yaitu suatu kemampuan adaptasi dengan lingkungan sekitar. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam menyangkut fungsi manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
2. Islam Kultural
Secara historis pemikiran Abdurrahman Wahid dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada, baik pada masa menempuh studi maupun aktivitasnya dalam organisasi sosial, keagamaan, budaya maupun politik. Demikian juga kaitannya dengan gagasan Pribumisasi Islam.
Untuk mengetahui gagasan Pribumisasi Islam, penulis menggunakan ”pisau bedah” Islam kultural pada karakteristiknya. Hal ini penulis lakukan karena pemikiran Abdurrahman Wahid sangat dipengaruhi oleh Islam Kultural, meskipun demikian pemahaman ini menegaskan bahwa tidak adanya similarisasi antara Islam Kultural dan Abdurrahman Wahid, hal tersebut lebih karena karakteristik Islam Pribumi Abdurrahman Wahid penulis lihat sebagai ”transformasi” dari karakteristik Islam Kultural.
Karakteristik Islam Kultural ini sangat memperhatikan kearifan lokal, karakteristik ini dapat dilihat dalam al-Qur’an, yang di antaranya adalah at-Tawassuth = التوسط = yang berarti pertengahan. Di dasari dari firman Allah SWT. (dari Washatan = وسطا) :
  •     ••    ...
Artinya:

”Dan demikianlah, Kami telah menjadikan kamu sekalian (umat Islam), umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia dan supaya Rasulullah SAW. menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian… (QS. al-Baqarah : 143)“

Arti dari sikap at-Tawassuth ini adalah tidak ada kecenderungan over-rasionalist yang sering kali mengabaikan wahyu dan sunnah serta tidak juga over-leteralist yang hanya mengedepankan teks-teks semata. Dengan kata lain antara dalil naqli dan aqli tetap dipakai dalam bersikap dan cara pandang (moderat), seperti al-Maturidi yang menganggap suatu kesalahan apabila kita berhenti berbuat pada saat tidak terdapat nash (naql), seperti halnya kesalahan jika kita larut tidak terkendali dalam penggunaan akal (aql) saja. Selanjutnya al-Maghribi menjelaskan bahwa sikap al-Tawassuth (moderat) tidak seperti yang disangka sebagian orang, cukup hanya dengan upaya mengakomodasi beberapa pendapat, tetapi disertai dengan sikap kreatif dan inovatif (penyempurnaan), membuat sintesa setelah mengkaji tesa-tesa dan antitesa-antitesa. Oleh karena itu, metodologi tawassuth menuntut pengetahuan yang memadai tentang hukum-hukum an-naql maupun al-’aql. Oleh sebab itu harus mengetahui secara mendalam tentang kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah, tentang al-muhkam (ayat yang jelas artinya) dan al-mutasyabih (ayat yang berarti ganda atau kurang jelas), dan an-nasikh (yang membatalkan), serta al-mansukh (yang dibatalkan). Demikian pula syarat hadits yang valid untuk di jadikan rujukan.
Al-I’tidal = الإعتدال yang berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan-kananan dan tidak condong ke kiri-kirian, diambil dari kata al-‘adlu (العدل = keadilan) atau i’diluu (= إعدلوا bersikap adillah) pada ayat:
          •            •       

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu sekalian menjadi orang yang tegak (membela kebenaran) karena Allah SWT. menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil (bil qisthi). Dan jangan sekali-kali kebencianmu kepada kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah! Keadilan itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah itu Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Maidah : 8).”

Dalam al-Qur'an 'adl mengandung pengertian yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan ("hendaknya kalian menghukumi atau mengambil keputusan atas dasar keadilan"). Secara keseluruhan, pengertian-pengertian di atas terkait langsung dengan sisi keadilan, yaitu sebagai penjabaran bentuk-bentuk keadilan dalam kehidupan. Fase terpenting dari wawasan keadilan yang dibawakan al-Qur'an itu adalah sifatnya sebagai perintah agama, bukan sekedar sebagai acuan etis atau dorongan moral belaka. Pelaksanaannya merupakan pemenuhan kewajiban agama, dan dengan demikian akan diperhitungkan dalam amal perbuatan seorang muslim di hari perhitungan (yaum al-hisab) kelak. Sebab kenyataan penting juga harus dikemukakan dalam hal ini, bahwa sifat dasar wawasan keadilan yang dikembangkan al-Qur'an ternyata bercorak mekanistik, kurang bercorak reflektif. Ini mungkin karena "warna" dari bentuk konkrit wawasan keadilan itu adalah "warna" hukum agama, sesuatu yang katakanlah legal-formalistik.
Jadi jika tawassuth atau garis tengah adalah cara membawakan atau menampilkan agama yang kontekstual. Sedangkan i’tidal adalah menyangkut kebenaran kognitifnya. Jadi tawassuth itu menjelaskan posisi, sedangkan i’tidal adalah akurasi dan konsistensi.
At-tawazun = التوازن, berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan suatu unsur atau kekurangan unsur yang lain. diambil dari kata al-Waznu = الوزن, atau al-Mizan = الميزان berarti alat penimbang dari ayat:
         •• 
Artinya:

“Sungguh, Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan (al-qisth)… (QS. Al-Hadid : 25).”
Dengan cara berpikir yang dalam segi mengkontekstualisasikan ajaran agama dengan jalan tengah atau moderat, lalu mempunyai tumpuan akurasi pada sisi keadilan, maka kedua sikap ini akan melahirkan sikap tawazun. Artinya dalam penerapan cara berpikir di atas selalu menghasilkan keputusan yang berimbang satu sama lain dan tentunya tidak berat sebelah. Prinsip tawazun seperti ini pada akhirnya akan melahirkan sikap tasamuh atau toleran. Toleran kepada sesama muslim yang berbeda paham dan juga toleran kepada non-muslim yang berbeda kepercayaan.
Sikap tawazun (seimbang) berarti juga sikap berkhidmah. Menyerasikan khidmah kepada Allah SWT dan khidmah terhadap sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Jika demikian sikap tawazun adalah sikap yang senantiasa berusaha mencari cara atau jalan yang tepat untuk mewujudkan pengabdian kepada Allah SWT di dalam masyarakat yang sesuai dengan tuntutan zaman; yaitu bagaimana ”menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang’.
Dengan landasan teoritik di atas, maka judul skripsi: ” Pendidikan Islam Berwawasan ke-Indonesia-an (Telaah Kritis Pribumisasi Islam Pemikiran Abdurrahman Wahid)”, adalah sebuah usaha untuk mencari, mengetahui dan memahami gagasan pemikiran Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid kemudian dikaji dan dianalisis dengan nilai-nilai Pendidikan Islam yang berwawasan ke-Indonesia-an. Pemahaman ini diharapkan mampu untuk mencari sebuah jawaban akan pendidikan Islam yang ideal di Indonesia pada saat ini dan masa depan.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal itu terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Dalam metode penelitian pada dasarnya memuat jenis penelitian, pendekatan, metode pengumpulan data, analisa data serta subyek penelitian yang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualitatif dalam skripsi ini bermaksud untuk memahami pemikiran-pemikiran Abdurrahman Wahid tentang Pribumisasi Islam dan implikasinya terhadap pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Fenomena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya melalui penelusuran kepustakaan.


2. Penentuan Subyek Penelitian
Subyek penelitian atau sumber data adalah orang, benda atau hal yang dijadikan sumber penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat dua subyek penelitian yakni; sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber Primer ini adalah Abdurrahman Wahid dan gagasan-gagasan beliau yang tertuang melaului tulisan di dalam buku, jurnal, majalah, artikel dan lain-lain. Diantaranya adalah Islam Kosmopolitan; nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan, Jakarta, The Wahid Institute, 2007.
Abdurrahman Wahid, IslamKu, Islam Anda dan Islam Kita; Agama Masyarakat Negara Demokrasi, The Wahid Institute, Jakarta, 2006. Greg Barton, Biografi Gus Dur, LKiS, Yogyakarta, 2004. Prisma Pemikiran Gus Dur, Penyunting Muhammad Shaleh Isre, LKiS, Yogyakarta, 1999. Dan karya-karya Abdurrahman Wahid lainnya.
Sumber Sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis yang berkaitan dengan judul skripsi ini di antaranya adalah: Kaelan, Pendidikan Pancasila (Edisi Reformasi 2008), Yogyakarta, Paradigma, 2002.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju milenium baru, Logos, Jakarta, 1999. Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, Yogyakarta, LKiS, 2008. Dan karya-karya lain yang memiliki relevansi dengan permasalahan skripsi ini.
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis historis. Pendekatan filosofis digunakan untuk merumuskan secara jelas hakekat yang mendasari konsep-konsep pemikiran. Lebih lanjut pendekatan filosofis dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji secara mendalam problem krusial yang di hadapi pendidikan Islam di Indonesia, diantaranya: simbolisme agama, otentifikasi dan pengikisan budaya bangsa. Dengan harapan akan ditemukan solusi yang tepat.
4. Metode pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan kebenaran yang terjadi atau terdapat pada subyek penelitian atau sumber data. Dalam skripsi ini menggunakan metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan penyelidikan terhadap benda-benda tertulis, seperti buku, artikel, majalah, jurnal. karya tulis mahasiswa berupa skripsi dan tesis. buku, hasil seminar, catatan harian dan sebagainya.
5. Metode Analisis Data
Anaslisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehigga dapat di temukan tema dan di rumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya , bahwa dalam penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan menekankan pada deskripsi dan analisis masalah. Artinya, data yang di dapatkan di analisis secara kritis dengan teknik deskriptif-analitis.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini di tempuh beberapa prosedur sebagai berikut:
a. Menelaah Seluruh data yang berhasil di kumpulkan yaitu dari data hasil pengamatan (dokumentasi dan observasi)
b. Mengadakan reduksi data yaitu merangkum, mengumpulkan dan memilih data yang relevan serta di olah dan di simpulkan.
c. Display data yaitu merupakan usaha mengorganisasikan dan memaparkan secara keseluruhan guna memperoleh gambaran yang lengkap dan utuh.
d. Mengumpulkan dan Verifikasi yaitu melakukan interpretasi data dan melakukan penyempurnaan dengan mencari data baru yang diperlukan guna mengambil kesimpulan.




G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dan memfokuskan kajian ini agar sistematis, runtut serta terarah, maka penulisannya di susun dengan sistematika sebagai berikut :
Skripsi ini di bagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama, terdiri dari beberapa halaman formalitas penulisan skripsi, yaitu : halaman sampul luar, halaman pembatas, halaman sampul dalam, surat pernyataan keaslian skripsi, halaman nota dinas pembimbing, halaman nota dinas konsultan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar.
Bagian kedua merupakan isi dari skripsi yang terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I. Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II. Biografi Abdurrahman Wahid, berisi tentang; latarbelakang keluarga, latar belakang pendidikan, perjalanan organisasi, karya-karya intelektual dan yang terakhir paradigma pemikirannya.
BAB III adalah bab yang mengupas tentang gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid, yakni: Gambaran Dinamika Gerakan Islam di Indonesia, Konteks Sosio kultur lahirnya Islam Pribumi, Gagasan Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid dan kandungan nilai-nilai Pribumisasi Islam.
BAB IV adalah mengupas Implikasi Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid terhadap pendidikan Islam berwawasan ke-Indonesia-an, yakni: pendidikan Islam, paradigma pendidikan Islam berwawasan ke-Indonesia-an, karakteristik pendidikan Islam berwawasan ke-Indonesia-an dan metodologi pendidikan Islam.
BAB V. Penutup: terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Bagian ketiga merupakan akhir dari skripsi ini, didalamnya terdapat daftar Pustaka dan lampiran.

master Winrar

download winrar

Senin, 06 September 2010

Perpustakaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan.
Manajemen adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan terganggu dan mengalami kegagalan.
B. Rumusan Masalah
agar perputakaan dapat dikelola dengan baik dan efesien maka harus ada menejemen perpustakaan yang baik, maka pemakalah merumuskan pembahasan makalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud inventarisasi perpustakaan?
2. Apa yang dimaksud klasifikasi perpustakaan?
3. Bagaimana katalogisasi perpustakaan?
4. Bagaimana pelayanan perpustakaan?







BAB II
PEMBAHASAN

Perpustakaan memiliki fungsi sebagai lembaga pelayanan informasi (information service) bertindak sebagai penghubung antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai pengguna dan sumber-sumber informasi, baik cetak maupun non cetak. Oleh karena itu setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat mungkin harus disediakan oleh perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh semua masyarakat yang memerlukan.
Agar informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau diketemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan system pengelolaan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing of library materials) atau pelayanan teknis (technical service). Kegiatan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan biasanya mencakup beberapa kegiatan yaitu : Inventarisasi, Katalogisasi, Klasifikasi, dan Pelayanan.
A. Inventarisasi Pepustakaan
Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan semua koleksi yang dimiliki sebuah perpustakaan. Kegiatan ini apabila dijabarkan terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1) Pemberian stempel kepemilikan perpustakaan, 2) Pemberian nomor inventaris, dan 3) Pencatatan data koleksi dalam tabel inventaris. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual maupun digital. Perbedaan dari kedua metode ini hanya pada media untuk proses pencatatannya saja. Berikut ini akan kami jabarkan masing-masing tahap tersebut.
1. Inventarisasi Secara Manual
Inventarisasi secara manual adalah melakukan kegiatan inventarisasi menggunakan buku inventaris. Kegiatan ini terdiri dari Pemberian stempel perpustakaan, Untuk menunjukkan bahwa sebuah koleksi merupakan milik perpustakaan maka perlu diberikan tanda pada koleksi tersebut. Salah satu tanda tersebut adalah stempel perpustakaan.
a. Pemberian nomor inventaris
Nomor inventaris diberikan kepada setiap eksemplar koleksi yang dimiliki perpustakaan. Nomor ini sifatnya unik dan khas sehingga masing-masing koleksi akan memiliki nomor inventaris yang berbeda.
b. Pencatatan data koleksi dalam tabel inventaris
Untuk mencatat data koleksi, sebelumnya harus disiapkan tabel inventaris pada buku inventaris. Adapun bentuk dari tabel inventaris ini meyesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan yang bersangkutan. Berikut ini salah satu contoh table inventaris.

2. Inventarisasi Secara Digital
Seperti telah disinggung di bagian depan bahwa perbedaan inventarisasi secara manual dan digital hanya terletak pada media yang digunakan untuk pencatatan koleksi. Dengan inventarisasi secara manual Hanya perbedaannya pada proses pencatatan koleksi secara manual menggunakan buku inventaris sedangkan secara digital menggunakan media komputer. Ada beberapa program yang bisa digunakan untuk inventarisasi secara digital, diantaranya:
a. Microsoft Word
Buka program Microsoft Word kemudian buatlah tabel inventaris seperti yang dirancang dalam inventarisasi secara manual. Setelah tabel jadi isilah masing- masing kolom seperti pengisian secara manual.

b. Microsoft Excel
Buka program Microsoft Excel kemudian buat tabel inventaris seperti yang sudah dirancang dalam inventarisasi secara manual. Setelah tabel jadi isilah masing-masing kolom seperti pengisian secara manual.
Dari kedua inventarisasi ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kalau inventarisasi secara manual mempunyai kelebihan tidak tergantung dengan keadaan listrik sedangkan kelemahannya apabila digunakan sebagai sarana penelusuran koleksi, cara ini akan memakan waktu lebih lama dibanding dengan inventarisasi secara digital. Inventarisasi secara digital mempunyai kelebihan dalam penelusuran, apabila dalam penelusuran koleksi kita menggunakan sara ini, waktu yang kita butuhkan lebih cepat, sedangkan kelemahannya adalah sangat tergantung dengan listrik, dalam artian apabila listrik padam maka kita tidak bisa menggunakan sarana ini.

B. Katalogisasi Perpustakaan
Katalogisasi adalah proses pembuatan sarana penelusuran informasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan. Sarana penelusuran informasi di perpusakaan bisa berupa katalog tercetak baik berupa buku atau kartu maupun katalog digital menggunakan media komputer. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahap yaitu: pembuatan katalog berkas, pembuatan katalog digital, dan pembuatan katalog cetak. Pada modul ini akan dijabarkan proses tersebut satu per satu. Akan tetapi, sebelum masuk pada pembahasan tersebut terlebih dahulu akan disampaikan masalah penentuan tajuk entri utama yang menjadi bagian dari kegiatan katalogisasi.
1. Penentuan Tajuk Entri Utama
Tajuk Nama Orang. Pengarang tunggal (buku yang dikarang oleh satu orang tanpa bantuan orang lain) Tajuk entri utama pada pengarang tersebut.
Contoh: Pengarang : Agus Permadi. Judul : Winisis Untuk Pustakawan Dokumentalis dan
Arsiparis
2. Pembuatan katalog berkas
Katalog berkas ini sering disebut dengan lembar kerja. Katalog berkas ini menjadi dasar pemasukan data dalam katalog digital. Katalog berkas ini meliputi segalain formasi dari sebuah koleksi sebagai dasar dalam penelusuran koleksi. Informasi- informasi yang diperlukan dalam katalog berkas ini antara lain:
a. Nomor inventaris
Diisikan nomor inventaris sesuai dengan inventarisasi koleksi pada tahap sebelumnya. Pada pengisian pada katalog berkas didahului dengan ^a. Untuk nomor inventaris lebih dari satu di antara nomor inventaris yang satu dengan yang lain diberi tanda %. Contoh: ^a0710001%^a0710002.
b. ISBN (International Standard Book Number)
ISBN biasanya terdapat pada bagian cover belakang koleksi. Cara pengisian pada katalog berkas didahului dengan ^a. Contoh: ^a979-415-551-9.

3. Pembuatan katalog digital
Yang dimaksud dengan katalog digital adalah sarana penelusuran informasi dari sebuah perpustakaan dengan menggunakan sarana komputer. software yang bisa digunakan dalam proses pembuatan katalog digital ini, diantaranya: CDS/ISIS, Winisis,VTLS, SIPUS, SIPISIS, Dan lain lain
Pada modul ini hanya akan dibahas Winisis. Winisis adalah piranti lunak (software) untuk mengelola pangkalan data bibliografis yang dibuat oleh Unesco (Permadi, 2000: 1). Winisis merupakan pengembangan dari CDS/ISIS (Computerized Documentation System/ Integrated Set of Information Systems) yang dapat dijalankan pada sistem operasi Windows. Program ini bersifat bebas (open source).
C. Klasifikasi Perpustakaan
Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1).
Koleksi perpustakaan akan tampak rapi dan mudah diketemukan apabila dikelompokkan menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar, dan kecil), warna, abjad judul, abjad pengarang (klasifikasi artificial) dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokan berdasarkan subyek ( klasifikasi fundamental). Sebagian besar perpustakaan dalam mengelompokkan bahan pustakanya menggunakan system klasifikasi fundamental, dimana dengan istem ini koleksi akan mengelompok sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan system ini akan memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan.Adapun system klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan pada umumnya adalah DDC (Dewey Decimal Classification) dan UDC (Universal Decimal Classification).
1. DDC ( Dewey Decimal Classification )
DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang sistematis dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus, dengan demikian DDC pembagiannya terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi, 1000 seksi, dan 10.000 sub seksi.
2. UDC (Universal Decimal Classification)
Sistem ini meerupakan penyederhanaan dan perluasan system DDC. Sistem ini juga mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi sepuluh cabang.

D. Pelayanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan. Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan .
Tujuan dan fungsi layanan perpustakaan adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi siswa-siswi, dengan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajar dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi murid dan guru serta tenaga administrasi sekolah, membimbing siswa untuk mahir dalam mencari informasi secara mandiri.
Pelayanan pemakai merupakan kegiatan memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
a. Pelayanan bersifat Universal, layanan tidak hanya diberikan kepada individu-individu tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara umum.
b. Pelayanan berorientasi pada pengguna, dalam arti untuk kepentingan para pengguna, bukan kepentingan pengelola.
c. Menggunakan disiplin, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan perpustakaan.
d. System yang dikembangkan mudah, cepat, dan tepat.
Sedangkan jenis Pelayanan Pemakai meliputi berbagai kegiatan, yang antara lain :
1. Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan lansung dengan pengguna perpustakaan. Aktivitas bagian sirkulasi menyangkut masalah citra perpustakaan , baik tidaknya perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai. Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan dengan pemakai. Jenis pekerjaan bagian Pelayanan Sirkulasi sebagai berikut : Pendaftaran anggota, Peminjaman, Pengembalian, Perpanjangan, Penagihan, Pemungutan denda, Pemberian Sanksi, Statistik, Bebas Perpustakaan, dan Peraturan Perpustakaan.
Sistem penyelenggaraan kegiatan layanan sirkulasi ada dua yaitu :
a. Sistem terbuka (Open Access), memungkinkan pengguna memilih dan mengambil koleksi di rak secara bebas tanpa melalui petugas.
b. Sistem tertutup (Close Access), pengguna didalam memanfaatkan koleksi di rak harus melalui petugas.

2. Pelayanan Referensi
Pelayanan Referensi merupakan kegiatan layanan pemakai dengan cara memberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna, dengan mengacu atau menunjuk kepada suatu koleksi atau sumber infomasi yang ada dan dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan. Macam-macam Koleksi Referensi : Kamus, Ensiklopedi, Direktori, Indeks dan Abstrak, Sumber Geogarfi, Biografi, Buku Tahunan (Year book), Buku Pegangan/pedoman ( Handbook), Bibliografi, dan Terbitan Pemerintah (UU, PP).
3. Pelayanan Pendidikan Pemakai
Pelayanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan pemakai dengan cara memberikan bimbingan kepada pemakai tentang bagaimana cara memanfaatkan fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Hal lain yang diharapkan dari pengelola perpustakaan adalah optimalisasi pemanfaatan fasilitas dan layanan perpustakaan. Adapun bentuk dan cara menyampaikan pendidikan pemakai, ada beberapa bentuk dan cara :
1. Ceramah Umum
2. Bimbingan kelompok
3. Brosur/leaflet/buku petunjuk
4. CD-interaktif
5. Tour de Library

4. Pelayanan Penelusuran Informasi atau Penyebarluasan Informasi
Pelayanan Penelusuran Informasi atau Penyebarluasan Informasi merupakan kegiatan Pelayanan Pemakai dengan cara memberitahukan kepada khalayak perihal fasilitas atau berbagai macam informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Dimaksudkan agar informasi atau fasilitas yang ada si perpustakaan dapat diketahui oleh pengguna dan dimanfaatkan secara oftimal.

BAB III
KESIMPULAN

Perpustakaan sebagai suatu system informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Koleksi perpustakaan akan tampak rapi dan mudah diketemukan apabila dikelompokkan menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar, dan kecil), warna, abjad judul, abjad pengarang (klasifikasi artificial) dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokan berdasarkan subyek ( klasifikasi fundamental). Sebagian besar perpustakaan dalam mengelompokkan bahan pustakanya menggunakan system klasifikasi fundamental, dimana dengan istem ini koleksi akan mengelompok sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan system ini akan memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan.
Tujuan dan fungsi layanan perpustakaan adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi siswa-siswi, dengan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajar dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi murid dan guru serta tenaga administrasi sekolah, membimbing siswa untuk mahir dalam mencari informasi secara mandiri.








DAFTAR PUSTAKA

SIREGAR, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press, 2004.
KOSWARA, E. Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung : Remadja Rosdakarya, 1998.
QALYUBI, Syihabuddin. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga, 2003.
BASUKI, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1991.
LASA Hs. (dkk). Pengaruh Model Kepemimpinan dan Manajemen terhadap Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol. I, Nomor 2, 2004.












MANAGEMEN PERPUSTAKAAN

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Managamen Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs Nur Hamidi








Disusun oleh:
Kholid Udin
07410191

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010

laporan bab II

BAB II
PELAKSANAAN PPL-KKN INTEGRATIF DAN ANALISIS

A. Kegiatan Pembelajaran
1. Observasi Pembelajaran
Kegiatan observasi pembelajaran yaitu mengamati guru pembimbing yang sedang melakukan pembelajaran. Pelaksanaan observasi pembelajaran dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan praktek pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui dan memahami situasi dan kondisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang terdapat didalam kelas. Dari hasil observasi itu diharapkan mahasiswa praktikan dapat dengan tepat memilih langkah-langkah dan strategi yang tepat dalam proses belajar-mengajar didalam kelas.
Observasi pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati guru pembimbing di sekolah/madrasah yang sedang melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam kesempatan ini objek yang diamati mahasiswa praktikan adalah Bapak A. Karim selaku guru pembimbing yang mengampu kelas VII, VIII, dan IX mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Sebelum pelaksanaan observasi pembelajaran dikelas mahasiswa praktikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru pembimbing. Hal ini dilakukan seminggu sebelum melakukan observasi pembelajaran. Konsultasi pertama dilakukan pada tanggal 17 Juli 2010 dan menghasilkan persetujuan dari guru pembimbing bahwa pelaksanaan observasi dilakukan selama dua kali pertemuan.
Adapun pelaksanaan kegiatan observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut :
Hari/Tanggal Waktu Mata Pelajaran Kelas
Senin, 19 juli 2010 09.10 – 09.50 SKI VIII E
Sabtu, 24 juli 2010 07.50 – 08.30 SKI VIII D
Tabel 1.6. Pelaksanaan observasi

Pelaksanaan observasi pada guru pembimbing dan mata pelajaran Sejarah Kebuyaan Islam yang diampunya meliputi beberapa aspek yaitu, keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan pelajaran dalam menyampaikan materi, interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan waktu dan keterampilan menutup pelajaran.

2. Persiapan Pembelajaran
Langkah pertama yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan adalah melakukan observasi terlebih dahulu. Kemudian mengadakan kesepakatan bersama guru pembimbing. Dari kesepakatan itu menghasilkan bahwa mahasiswa praktikan melaksanakan praktek pembelajaran sebanyak 8 kali, materi ditentukan oleh guru pembimbing dan kelas dibebaskan untuk memilih.
Setelah mengetahui materi yang akan diajarkan dikelas, mahasiswa praktikan mempersiapkan diri untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus yang ditetapkan dengan bimbingan guru pembimbing . Dalam pembuatan RPP format diberikan sepenuhnya kepada mahasiswa praktikan dengan ketentuan format RPP tidak melenceng dari format RPP yang diberikan oleh guru pembimbing. Media atau peralatan yang dibutuhkan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memasuki kelas.
Dalam pembuatan format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sepenuhnya diserahkan kepada mahasiswa praktikan, dengan mengacu pada silabus dan contoh RPP yang diberikan oleh guru pembimbing. Sebelum melakukan pembuatan RPP mahasiswa praktikan mempelajari silabus dan materi yang akan disampaikan pada kegiatan pembelajaran.
Kegiatan praktek pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengerahkan segenap kemampuan dan memanfaatkan ketersediaan waktu dengan berusaha seoptimal mungkin. Tuntutan untuk menampilkan yang terbaik didepan kelas memang sangat diharuskan. Dalam pelaksanaanya, praktek pembelajaran ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir setelah selesai praktek pembelajaran.
Dengan demikian hal-hal yang diperhatikan mahasiswa praktikan selama persiapan pembelajaran secara umum adalah :
a. Mengadakan konsultasi dengan guru pembimbing
b. Mempelajari silabus
c. Mempelajari materi dan sumber-sumber yang mendukung
d. Memilih media, metode dan strategi
e. Pembuatan RPP

3. Praktik Pembelajaran
Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, mahasiswa praktikan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru pembimbing. Kemudian dalam praktiknya, pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengikuti ketetapan waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam praktek pembelajaran adalah seperti dibawah ini :
a. Kegiatan awal
Yang dilakukan Dalam kegiatan awal oleh mahasiswa praktikan yaitu membuka pelajaran dengan menarik perhatian siswa dengan ucapan salam, memberikan motivasi untuk selalu giat dalam belajar, apersepsi, pre test dan menjelaskan indikator yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti meliputi penyampaian materi, Penguasaan/pengelolaan kelas dilakukan oleh mahasiswa praktikan melalui metode dan strategi yang telah ditentukan. Pada tahap ini mahasiswa praktikan menyampaikan informasi, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam tahap ini juga mahasiswa praktikan mencoba menggunakan tingkah laku baik verbal maupun non verbal terhadap peserta didik.
c. Kegiatan akhir
Pada tahap ini mahasiswa praktikan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, apabila masih ada materi yang belum dipahaminya. Kemudian membahasnya secara bersama-sama dan menyimpulkan materi yang dibahas pada hari itu serta mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi.
Pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan, diamati oleh guru pembimbing yang berada dibelakang tempat duduk siswa. Selain itu guru pembimbing juga terkadang melakukan penilaian dari luar kelas untuk memberikan keleluasaan dalam mengelola kelas dengan sebaik-baiknya dan dievaluasi oleh guru pembimbing setelah selesai melakukan praktik pembelajaran.
Bahan pelajaran yang akan disampaikan pada saat praktek pembelajaran adalah melanjutkan materi yang telah diajarkan oleh guru pembimbing. Pemberian materi ini berdasarkan atas kesepakatan antara mahasiswa praktikan dengan guru pembimbing. Adapun praktik pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa praltikan yaitu:
a. Kegiatan sebelum praktek pembelajaran adalah :
• Mahasiswa praktikan menyusun RPP
• Mahasiswa praktikan berpakaian rapi dan sopan.
• Menyiapkan segala sesuatuyang bersangkutan dengan pembelajaran agar praktik mengajar berjalan dengan baik.
• Berkonsultasi dengan guru pembimbing sebelum masuk kelas
b. Kegiatan pada saat pembelajaran :
• Melaksanakan praktik pembelajaran sebagaimana guru mengajar, dan di damping oleh guru pembimbing.
• Melakukan kegiatan awal
• Melakukan kegiatan inti
• Melakukan kegiatan akhir
• Mengelola kelas sebaik mungkin
• Menyampaikan materi sesuai dengan RPP
• Dalam mengajar harus menggunakan waktu sesuai yang waktu yang telah ditentukan.
• Mengevaluasi hasil mengajar.
c. Kegitan sesudah pembelajaran
• Berkonsultsi dengan guru pembimbing prihal pembelajaran yang telah dilaksanakan
• Memintasaran dan kritik serta arahan bagaimana langkah pembelajaran kedepan lebih baik.
• Mengevaluasi sendiri tentang proses belajar mengajar.
Setelah melaksanakan praktek pembelajaran yang pertama mahasiswa praktikan berkonsultasi kembali dengan guru pembimbing. Dalam konsultasi itu, guru pembimbing memberikan apresiasi berupa masukan dan motivasi yang sangat bermakna dan sekaligus mengadakan evaluasi terhadap RPP yang dibuat oleh mahasiswa praktikan. Pada pembuatan RPP yang pertama itu, guru pembimbing memerintahkan untuk mengadakan revisi.
RPP yang praktikan kerjakan hanya satu dan dipakai kelas yang sama dalam seminggu. Pembimbing memberikan kebebasan praktikan dalam mengajar. Berhubung pembimbing mengajar kelas VII, VIII dan IX, jadi praktikan mengajarnya hanya di kelas yang telah ditentukan oleh pembimbing dengan porsi 4 kali mengajar di kelas VII dan 4 kali mengajar di kelas VIII.
Sebagai bahan renungan dari hasil pengalaman mengajar dikelas yaitu, adanya masa transisi dari SD/MI kejenjang MTs. Dalam arti kebiasaan yang dilakukan ketika di SD/MI sangat mempengaruhi kebiasaan dan cara belajar mereka yang sangat menuntut guru untuk “ceramah” dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kesehariannya juga aktivitas mereka yang lekat dengan dunia bermain sehingga dirasa strategi yang paling baik adalah reading aloud (membaca dengan keras), merangkum dan mengerjakan soal/tugas.
Dalam praktek pembelajaran Alhamdulillah dapat terlaksana dengan baik dan lancar, walaupun sebenarnya masik banyak kendala yang ditemui oleh praktikan. Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan sebanyak 8 kali dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut :

No. Hari/tanggal Kelas Jam Materi
1. Selasa 27 Juli 2010 VII A 08.30 – 09.10 Sejarah kebudayaan islam
2. Rabu 28 Juli 2010 VII F 12.20 – 13.00 Tujuan dan manfaat mempelajari SKI
3. Selasa 3 Agustus 2010 VII C 10.45 – 11.25 Bentuk/wujud kebudayaan islam
4. Rabu 4 agustus VII E 11.25 – 12.05 Sejarah nabi Muhammad priode mekah.
5. Senin 26 Juli VIII E 09.10 – 09.50 Tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah berdirinya bani abasiyah
6. Sabtu 31 Juli VIII F 07.00 – 07.50 Perkembangan kebudayaan/peradaban islam pada masa bani abbasiyah
7. Senin 2 Agustus VIII C 10.45 – 11.25 Sebab perkembangan peradaban islam pada masa bani abbasiyah.
8. Sabtu 7 Agustus VIII D 07.50 – 08.30 Lahirnya tokoh dari perkembangan peradaban islam pada masa bani abbasiyah
Tabel 1.7. Daftar hasil pelaksanaan pembelajaran




B. Kegiatan Persekolahan
1. Administrasi Siswa
a. Penerimaan Siswa Baru
Kegiatan persekolahan merupakan latihan dalam berbagai kegiatan persekolahan yang menyangkut administrasi siswa, administrasi personil sekolah, administrasi sarana dan prasarana, kegiatan bimbingan dan konseling, pengelolaan pusat sumber belajar (perpustakaan). Tujuan dari praktek kegiatan sekolah adalah agar mahasiswa praktikan memperoleh pengalaman.
Penerimaan Siswa Baru (PSB) atau Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun 2010 di MTs Negeri Gondowulung dilaksanakan secara manual artinya, calon pendaftar langsung datang ketempat pendaftaran. Pelaksanaan PPDB dilakukan selama 3 hari, terhitung mulai tanggal 06 sampai 08 Juli 2010. Sedangkan pengumuman bagi siswa yang dinyatakan lulus/diterima, diumumkan pada hari Jum'at tanggal 09 Juli 2010. Selama berlangsungnya PPDB, mahasiswa praktikan berperan sebagai panitia yang kerjanya antara lain menyambut kedatangan para calon pendaftar, mempersiapkan tempat, mendata calon siswa, mengurus seragam dan informan.

b. Masa Orientasi Siswa (MOS)
Pelaksanaan masa Orientasi Siswa (MOS) bagi siswa baru dilaksanakan mulai tanggal 12 - 14 Juli 2010, dua hari setelah diumumkannya nama siswa yang diterima oleh panitia PPDB. Peserta MOS dibagi menjadi 6 gugus yaitu gugus A, B, C, D, E dan F. Hari pertama hari kedua dan seterusnya mahasiswa praktikan mendampingi gugus E. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mulai pukul 15.00 - 16.30, mahasiswa praktikan membina pelatihan baris berbaris (PBB) bagi peserta MOS. Hari ketiga, penutupan MOS yang diisi dengan perlombaan-perlombaan antar gugus dan diakhiri dengan upacara penutupan.

2. Administrasi Personil Sekolah
Istilah personil sekolah dimaksudkan sebagai semua tenaga yang ada di sekolah, yang mencakup tenaga edukatif dan administratif. Administrasi personil ini meliputi data dewan guru, karyawan atau pegawai dan guru tidak tetap (GTT). Data ini berupa data kepangkatan, tanggal diterimanya guru atau karyawan atau pegawai di Madrasah, masa kerja dan latihan jabatan sebelum atau sesudah menjadi pegawai negeri, pendataan ini dilakukan oleh bagian Tata Usaha dan diperiksa oleh Kepala Madrasah. Pendataan ini juga berfungsi untuk mempermudah dan bila sewaktu-waktu ada Supervisi datang ke Madrasah maka ada data akurat tentang keberadaan dan data-data yang akan diperlakukan pada Administrasi Personil lebih mudah.
Pengelolaan Administrasi Kepegawaian ada pada urusan Administrasi/Tata Usaha atas wewenang Kepala Sekolah.
Tujuan Administrasi Pegawaian adalah agar pegawai yang ada berdaya guna dan tepat guna serta mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Dalam Administrasi Kepegawaian diperlukan sejumlah buku, format dan map (file) pegawai.

3. Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan belajar dengan titik berat pada usaha peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori maupun praktik yang diberikan kepada siswa selama mengikuti pendidikan tertentu. Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada siswa selama mengikuti pendidikan.
Kegiatan administrasi kurikulum dilaksanakan atas koordinasi wakil kepala madrasah bagian kurikulum, yang kegiatannya sering bekerja sama dengan staf tata usaha bagian kesiswaan dan pengajaran, dan kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun kegiatan administrasi kurikulum yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan antara lain:
a. Membuat presensi siswa peserta MID semester
b. Membuat blangko penilaian MID semester
c. Membuat tulisan “Papan Info MID Semester”
d. Menata dan menempel no. urut peserta MID semester
e. Mengklasifikasi soal-soal ujian MID semester
f. Memandu tadarus dan asmaul husna siswa kelas VII
g. Pembimbing kegiatan ekstrakurikuler (iqro’ kelas VIII A) dan penjelasan selengkapnya pada penjelasan pelaksanaan ekstrakurikuler
Kegiatan administrasi keuangan yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan adalah menulis data-data siswa di kartu pembayaran SPP. Kegiatan ini berada di bawah koordinasi staf tata usaha bagian keuangan dan bendaharawan rutin.



4. Administrasi Sarana Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran,baik yang bergerak mupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar.
Secara garis besar fasilitas/ sarana prasarana dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan non fisik. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan, yang memiliki peranan dalam memudahkan dan memperlancar terlaksananya suatu kegiatan. Fasilitas fisik juga sering disebut fasilitas materiil, meliputi: LCD, computer, buku, laptop dsb. Pengelolaan Administrasi sarana prasarana menjadi tanggung jawab urusan administrasi TU, atas wewenang yang diberikan kepada Kepala Madrasah. Pengelolaan administrasi perlengkapan mencangkup:
• Perencanaan (kebutuhan dan biaya)
• Pengadaan
• Penyimpanan dan penyaluran
• Pendayagunaan
• Pemeliharaan
• Inventarisasi dan penghapusan.

5. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Gondowulung Bantul dapat dikatakan berfungsi secara optimal karena hampir setiap hari didalam ruangan BP terjadi proses penyuluhan oleh guru pembimbing terhadap siswa. Penyuluhan tersebut dikarenakan selalu adanya para siswa yang kesiangan. Bagi anak-anak yang kesiangan, mereka tidak diperkenankan masuk kelas terlebih dahulu,. Akan tetapi diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an ataupun Iqro’. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan oleh :
1) Bapak Drs. M. Taqwa untuk kelas VII
2) Ibu Dra. Sri Murwanti untukj kelas VIII
3) Bapak Drs. Sarju untuk kelas IX.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling antara lain memberikan bimbingan kepada siswa dan membantu siswa menangani permasalahan yang dialaminya. Bentuk penanganan permasalahan yang praktikan laksanakan yaitu ikut memantau dan memberikan sanksi kepada siswa yang terl;ambat masuk sekolah agar siswa tersebut disiplin waktu. Pada hari-hari tertentu, praktikan juga turut merazia siswa-siswi yang melanggar tata tertib sekolah seperti berkuku panjang, siswi yang tidak memakai mukena, siswa yang berambut panjang, tidak memakai sepatu sesuai dengan ketentuan madrasah dan tidak memakai ikat pinggang.

6. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (Perpustakaan)
Keberadaan perpustakaan sekolah merupakan sarana yang sangat membantu para siswa dalam memperoleh informasi dan pengetahuan selain dari guru. Pada tanggal 01- 04 Juli 2010, praktikan membantu pegawai perpustakaan menginventaris buku-buku baru yang diperoleh dari Pemerintah. Inventarisasi buku tersebut meliputi penyetempelan, penjilidan ulang, penomoran dan penataan. Selain itu, praktikan juga membantu mendata nama-nama siswa yang menggunakan fasislitas perpustakaan.

C. Kegiatan Pengabdian dan Pengembangan Lembaga
1. Bidang Agama
1. Songsong Ramadhan
Sasaran : seluruh siswa
Tujuan : menyambut datangnya bulan suci ramadhan
Waktu : minggu ke 2 Agustus 2010
Peran penulis : Sebagai panitia acara, membantu membuat dekorasi, menyiapkan tempat, membagikan snek, mengawasi siswa dan sebagai seksi dokumentasi.
Hasil :
Kegiatan ini bertujuan untuk menyambut darangnya bulan ramadlon, dan Siswa jadi lebih mengerti arti bulan ramadlon. Mahasiswa praktikan bertugas sebagai panitia
2. Pelatihan baca tulis Al-Qur'an dan Iqra’
Sasaran : kelas VII
Tujuan : pelatihan baca tulis al-qur'an dan tajwid
Waktu : Tahab satu senin s/d Rabu bulan Juli 2010
Tahab dua 16 Agustus – 1 September
PJ : Siti Rohmah
Peran penulis : Mahasiswa praktikan bertugas sebagai pembimbing
Hasil :
Siswa dapat membaca iqro dengan baik, meliputi panjang pendek bacaan, tajwid, dan makhorijul huruf.
2. Pesantren kilat
Sasaran : Semua siswa
Tujuan : Menambah wawasan dalam bidang agama
Waktu :31 agustus – 2 September
PJ : Asih budiarti, MS.c dan Kholid udin.
Peran penulis : Mencari pemateri, dan mengawasi siswa.
Hasil :
Siswa menjadi lebih paham tentang masalah keagamaan khususnya materi yang disampaikan.
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Seminar PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Sasaran : semua guru
Tujuan : menambah wawasan guru serta meningkatkan
Profesionalitas tenaga kependidikan
Waktu : 01 Agustus 2010
PJ : Sri Handayani
Peran penulis : Sebagai seksi perlengkapan dan humas
Hasil yang dicapai :
• Peserta dapat memahami PTK
• Guru menjadi lebih professional dalam mengajar.
• Menambah wawasan bagi para peserta.
2. Seminar Kanker Serviks
Sasaran : semua siswa perempuan kelas VIII
Tujuan : pencegahan kanker servik sedini mungkin
Waktu : 08 Agustus 2010
PJ : Diah Iskamtini
Peran penulis : Sebagai seksi perlengkapan dan humas
Hasil yang dicapai :
• Siswa menjdi lebih paham tentang bahaya kanker servik.
• Melakukan pencegahan kanker servik sedini mungkin.
• Menambah wawasan bagi para peserta

4. Bidang Ekstrakurikuler
1. Pelatihan Iqro' :
Sasaran : kelas VII yang dianggap kurang mampu membaca Iqra’ dan Al-Qur'an
Tujuan : melatih siswa yang bersangkutan untuk dapat membaca Iqra’ dan Al-Qur'an
Waktu : Setiap senin s/d rabu, Agustus 2010
Peran penulis :Mahasiswa Praktikan bertugas sebagai pembimbing dalam kelompok kecil.
Hasil : Siswa dapat membaca iqro dengan baik, meliputi panjang pendek bacaan, tajwid, dan makhorijul huruf
5. Bidang Fisik
1. Tamanisasi sekolah
Sasaran : Tamanisasi
PJ : Kholid Udin
Waktu : 28 juni - 1Juli 2010
Tujuan : panataan taman dan pagar taman 4 baris
Peran penulis :Praktikan dalam kegiatan ini berperan sebagai penanggung jawab sekaligus tenaga pelaksana
Hasil :
 Membuat empat pagar taman
 Mengecat delapan pagar taman
 Penambahan tanaman bung ataman
 Membersihkan rumput taman.
2. Pengisian data dinding
Sasaran : Tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang Lab.IPA, Ruang guru
Tujuan : Memperbaharui data lama dengan data baru
Waktu : 29 Juni – 1 juli 2010
PJ : Azimatul Munawaroh
Peran penulis : Peran penulis sebagai pelaksana
Hasil :
 Satu data dinding ruang kepsek
 Tiga data dinding ruang guru
 Dua data diding lab MIPA
3. Plangisasi
Sasaran : Plang sekolah
Tujuan : pembenahan
Waktu : 01-03 Juli - Agustus 2008
PJ : Afiyah Yuliana Fajar
Peran penulis : Mahasiswa Praktikan bertugas sebagai tenaga pelaksana
Hasil : Mengganti plang depag menjadi kementrian agama
4. Penomoran Kunci
Sasaran : Kunci dan Ruang Sekolah
Tujuan : Untuk mempermudah dalam
Waktu : 26-27 Agustus
PJ : Raras Wulandari
Peran penulis : sebagai pelaksana
Hasil : Memberi nomor pada 38 ruangan dan 38 kunci ruangan.
5. Kata Mutiara
Sasaran : Siswa
Tujuan : Untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik
Waktu : 27- 28 Agustus 2010
PJ : Ulil albab dan Kolid udin
Peran penulis : sebagai PJ sekaligus pelaksana
Hasil : Satu prin autdoor kata mutiara
6. Class Meeting
a. Lomba Volly
Sasaran : Siswa
Tujuan : Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang olahraga
Waktu : 21 – 23 Juni 2010
PJ : Kholid Udin
Peran penulis : Sebagai koordinator sekaligus pelaksana.
Hasil :
 Juara I kelas VIII F
 Juara II kelas VIII C
 Juara III kelas VII C
b. Lomba Teklek
Sasaran : Siswa
Tujuan : Melatih kekompakan
Waktu : 22 Juni 2010
PJ : Ulil Albab
Peran penulis : Sebagai pelaksana dan seksi dokumentasi
Hasil :
 Juara I Kelas VIII D
 Juara II kelas VII D
 Juara III kelas VII F
c. Lomba Dai Remaja
Sasaran : Siswa
Tujuan : Mengembangkan bakat dan minat siswa
Waktu : 23 Juni 2010
PJ : Diah Iskamtini
Peran penulis : Sebagai seksi dokumentasi
Hasil :
 Juara I kelas VII E
 Juara II kelas VII B
 Juara III kelas VIII B
d. Lomba Quenn of MtsN Gondowulung
Sasaran : Siswa
Tujuan : Melatih mental siswa
Waktu : 24 Juni 2010
PJ : Raras Wulandari dan Sri Handayani
Peran penulis : sebagai pelaksana dan seksi Dokumentasi
Hasil :
 Juara I kelas VIII C
 Juara II kelas VIII C
 Juara III kelas VIII D
 Juara IV kelas VII B
 Juara V kelas VII C
 Juara VI Kelas VII C
e. Lomba Hafalan Juz amma
Sasaran : Siswa
Tujuan : Mengembangkan daya ingat siswa
Waktu : 22 Juni 2010
PJ : Afiyah Yuliana Fajar dan Dewi Yuni Purwasari
Peran Penulis : Sebagai pelaksana
Hasil :
 Juara I kelas VIII F
 Juara II kelas VIII C
 Juara III kelas VII C
f. Lomba Kebersihan Kelas
Sasaran : Ruang kelas
Tujuan : Agar KBM terselenggara dengan nyaman dan kondusif
Waktu : 25 Juni 2010
PJ : Azimatul Munawaroh dan Sri Purwati
Peran Penulis : Sebagai pelaksana
Hasil :
 Juara I kelas VII A
 Juara II kelas VIII F
 Juara III kelas VII B
7. Hut RI
a. Lomba Kebersihan Kelas
 Sasaran : Ruang Kelas
 Tujuan : Agar KBM terselenggara dengan nyaman dan kondusif
 Waktu : 16 Agustus 2010
 PJ : Azimatul Munawaroh dan Afiyah Yuliana Fajar
 Peran penulis : Sebagai pelaksana
b. Lomba Puisi
 Sasaran : Perwakilan tiap kelas
 Tujuan : Mengembangkan bakat dan kreatifitas siswa
 Waktu : 16 Agustus 2010
 PJ : Sri Handayani dan Sri Purwati
 Peran penulis : sebagai oelaksana
c. Lomba Mading
 Sasaran : Siswa
 Tujuan : Mengembangkan bakat dan kreatifitas siswa
 Waktu : 16 Agustus 2010
 PJ : Ulil Albab, Dewi Yuni Purwasari dan Kholid Udin
 Peran penulis : Sebagai PJ dan pelaksana
d. Lomba Kaligrafi
 Sasaran : Siswa
 Tujuan : Mengembangkan bakat dan kreatifitas siswa
 Waktu : 14 Agustus 2010
 PJ : Raras Wulandari dan Diah Iskamtini
 Peran penulis : Sebagai pelaksana
8. Penggalangan Buku Perpustakaan
Sasaran : Perpustakaan
Tujuan : Untuk penambahan koleksi buku perpustakaan
Waktu : Awal Juli – 27 Agustus
PJ : Semua Mahasiswa Praktikan
Hasil : 22 buku
Dibawah ini tabel dari hasil penggalangan dan penambahan buku perpustakaan. :
DAFTAR PENGADAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN
PPL-KKN INTEGRATIF, 27 Agustus 2010

NO. JUDUL BUKU PENGARANG PENERBIT TAHUN
1 Jendela Ilmu Tekhnologi Endri Nugraha Laksana Balai pustaka, jakarta
2 Membangun spirit Ruhiyah dengan do’a Muhammad tholib Uswah Yogyakarta 2007
3 Makin sehat dengan berjilbab Hanun siregar Pro-U Media Yogyakarta 2010
4 Ku jemput jodohku Fadlan Al-Ikhwan Pro-U Media Yogyakarta 2009
5 Raih kebahagiaan dengan qona’ah Imam qurtubi Uswah Yogyakarta 2009
6 Agar Kita tidak diperdaya Syaitan Ibnu Muflih al-masdiqi Uswah Yogyakarta 2009
7 Agar HP tetap bikin kamu masuk Surga Abdul Jabbar Uswah Yogyakarta 2009
8 Kitabah (metode praktis balajar dan membaca Al-Qur’an) Ahmad Faid Budiono klaten 2007
9 Menembus impian Abidah Al-Kholiq Q-med Yogyakarta 2010
10 Memahami makna holistik puashami makna holistik puasa romadlon Joko S kahhaar Pyramid Publisher 2006
11 I Love You Full Martin Haidar Bace Biasat Yogyakarta 2009
12 Kuasai dunia dengan bahasa El- samilin Dani Bad The lewofaca press Yogyakarta 2004
13 Cara efektif menyusun dan mengajukan proposal kredit Surya Putra N. Awangga Zenith Publisher Yogyakarta 2009
14 Belajar Berprestasi An Ubaedy Mutoara harapan, Jakarta 2005
15 Meredakan Murka Tuhan menyelamatkan diri bencana Wawan Susetya Tugu Yogyakarta 2008
16 Tangan Di Atas lebih baik daripada tangan dibawah Wawan Susetya Tugu Yogyakarta 2007
17 Hukum mimpi menurut Al-qur’an dan sunnah Syaih usamah muhammad al ‘awadhi Mustaqim, Jakarta 2003
18 I Love banget sama Al-Qur’an Kinoysan Pustaka Oasis Jakarta
19 Aku Hampir Lumpuh, Buta, dan Gila A Djoko Witarto Puspa sehat Jakarta 2007
Awas Flu Babi mengintai Anda Cahyo sumar songko Pustaka dian, Yogyakarta 2009
21 Kenalilah dirimu Ahmad Bin Sholeh Az-zahrani Mustaqim Jakarta 2004
22 Memahami karakter wanita Dr. Abdul Mun’im Sayyid Hasan Mustaqim, Jakarta 2005


9. Label Inventaris
 Sasaran : Inventaris Madrasah
 Tujuan : Memberi tanda inventaris sekolah
 Waktu : Akhir Agustus 2010
 PJ : Sri Purwati
6. Program Individu (penulis sebagai penanggung jawab)
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan dan bertugas sebagai penanggung jawab (PJ) PPL-KKN Integratif kelompok 16 di MTsN Gondowulung sebagai berikut :
a. Lomba Bola Volly
Waktu : 21 – 23 Juni 2010
Target : Terlaksana, jumlah peserta 18 Grup/ kelompok.
PJ : Kholid Udin
Tempat : Lapangan volley, halaman belakang.
Hasil :
 Menumbuhkan kecintaan siswa kepada olah raga
 Menumbuhkan kreativitas dan bakat siswa
b. Tamanisasi
Waktu : 28 juni – 01 Juli
Target : Terlaksana 1 kali Seluruh taman sekolah
PJ : Kholid Udin
Tempat : Taman Sekolah
Hasil :
 Taman terlihat lebih Indah
 Membuat empat pagar taman baru skaligus mengecat.
 Menanam bung ataman.
c. Inventarisasi Buku Perpustakaan
Waktu : 01 – 04 Juli 2010
Target : Terlaksana 3 kali dengan jumlah buku sesuai siswa/i madrasah
Tempat : Ruang Perpustakaan
Hasil :
 Praktikan menjadi mengerti bagaimana cara kerja pegawai perpustakaan yakni dengan melakukan inventarisasi semua buku. Dengan melakukan penyetempelan, menulis inventaris buku, menghitung jumlah buku, mendata masukan dan keluar buku-buku, dsb.
d. Pelatihan baca tulis Al-Qur'an dan Iqra’
Sasaran : kelas VII
Tujuan : pelatihan baca tulis al-qur'an dan tajwid
Waktu : Tahab satu senin s/d Rabu bulan Juli 2010
Tahab dua 16 Agustus – 1 September
PJ : Siti Rohmah
Peran penulis : Mahasiswa praktikan bertugas sebagai pembimbing
Hasil :
Siswa dapat membaca iqro dengan baik, meliputi panjang pendek bacaan, tajwid, dan makhorijul huruf.